Kisah 8 ➯ Kain perca

9.7K 1.4K 196
                                    

Yusi tuh kesel banget, Jihan selalu ninggalin Yusi waktu balik gara-gara Jihan nempel mulu sama Chandra.

Dia turun buka pagar Kosan, terus naik lagi ke motor beat-nya dengan wajah betenya. Caranya juga bar-bar banget, sampe-sampe nabrak motor Jiyah yang terparkir rapi.

"Remuk remuk dah tuh motor!" gerutu Yusi. Lalu melepas helmnya dan mengunci stang motornya.

"KEMESRAAN INI, JANGANLAH CEPAT BERLALU~" suara Dika yang nyaring semakin mempengaruhi mental Yusi.

Di halaman depan, ada Dika dan Yogi yang lagi duduk di kursi kayu panjang.

"Diem, diem! Ada predator," ucap Dika sambil memukul bahu Yogi kencang.

"LO NANTANGIN GUE?" teriak Yusi.

"Lah pede amat sih?" tanya Dika, lalu pura-pura berbincang dengan Yogi.

"OH YA! JANGAN NYANYI SUARA LO TUH MEMBERI EFEK BURUK BAGI KESEHATAN MENTAL GUE!" teriak Yusi, lalu masuk ke dalam sambil menghentakkan kakinya kesal.

"Kesehatan mental dia bilang," gumam Dika sambil menatap Yusi sengit.

"To be honest, yang Yusi katakan tidak ada yang salah," ucap Yogi.

"Anjing?" Dika menatap Yogi tak percaya, merasa dikhianati.

"Bercanda!"

"Lihat dah plat motor si Jiyah lepas gara-gara ditubruk Yusi Similikiti dari belakang," tunjuk Dika. Yogi mengikuti arahan Dika dan tertawa.

"Barbar banget bangke," tawanya pecah.

"Ayo kita buat Niskala terpecah belah," Dika tersenyum licik menatap motor Jiyah.

"Maksudnya?"

"Kita teriak, laporin Yusi ke Jiyah. Pasti mereka bakal berantem," ucap Dika, rancangan licik mulai tersusun di otaknya.

"Jangan bego, tadi malam mereka baru beres berantem," Yogi menepuk Dika memperingatkan.

"Ah asik nih, salah siapa si Yushit ngomelin gue. Padahal gue kan gak ngapa-ngapain. Kalau bukan cewek udah gue remes tuh mukanya," cerocos Dika yang tidak terima gara-gara dimarah-marahin sama Yusi tadi.

"Seru sih, tapi...,"

"Udah! Pasti seru!!" Dika terlihat bersemangat sekali ya Paps.

Jendela besar bergeser, tirai merah muda itu terbuka dan menampilkan sosok Yusi.

"Lo mau main licik-licikan nih?" tanya Yusi dengan senyum remehnya.

"Lo nguping hah!!"

"JIYAHHH PLAT MOTOR LO DI PRETELIN DIKAAA!!!" teriak Yusi.

"ANJING! WOY!!" Dika shocked, gak nyangka kalau dirinya yang akan tertuduh.

Jiyah keluar dari ruang tamu sambil membawa tongkat golf.

"DIKAAAAA!!!" teriaknya penuh amarah.

"BUK-BUKAN GUE! YOGI LO NGOMONG DONG!!!?" teriak Dika panik, sedangkan Yogi udah ketawa di atas penderitaan Dika.

Dan Yusi, melipat tangannya di depan dada. Menjadi pengamat kekerasan dalam kos dengan puas. "Jangan main-main sama Yusi Anbela," gumamnya.

🏡🏡

Di lain sisi, Jihan terlihat mencari-cari pulpen yang bentuknya gemoy bareng Chandra. Mereka lagi di toko buku.

"Lo muka garang tapi suka banget sama yang gemoy gemoy," ucap Chandra dan dihadiahi senyuman oleh Jihan.

Garis 97 [hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang