Kisah 21 ➯ lika luki

8.4K 1.1K 150
                                    

Bu Yuni saat ini duduk di gazebo di temani Pak Eko yang lagi jobless. Naina dan Wini? Lagi join duduk gelesotan di rerumputan sama anak kos lain.

Masalah Mina dan Jihan? Mereka saling mendiamkan satu sama lain.

"Ekhem!" Bu Yuni mulai mengetes tenggorokannya. Lalu Pak Eko memberikan toa kepada istrinya ini.

"Yaelah begayaan pakai moncong bebek," gumam Miko. Naina yang mendengarnya langsung ngadu ke Yuni.

"MAAA DIKATAIN SAMA KAK MIKO! KATANYA MUKA MAMA KAYA BADAK!"

"HEH! FITNAH!" Miko jadi gemetaran gara-gara mulut Naina ini lamis pisan. Mana dikasih bumbunya kebanyakan.

"WADUH PARAH NIH! KELUARIN AJA BU DARI KOSAN!" kompor Jun.

"SETUJUUU!!" sahut anak Niskala yang kompor, semuanya kompor kecuali Mina dan Jihan sih.

Kalau toa di Gabardin Jun Dika, di Niskala ada Yusi Rosi. Dan kalau di Gabardin yang  normal ada Endro Jeffrey, di Niskala ada Mina Jihan. Yang lain nyusul.

"Gak! Gak! Gak usah ikut-ikut lo pada!" seru Dika.

"Diam atau saya bakar kosan ini!" ancam Bu Yuni.

"Kan kosan kita juga, Ma?" tanya Pak Eko.

"Ya mereka kurung dalam kosan, kita bakar hidup-hidup!" jawab Bu Yuni melalui toa. "Wini kamu jaga adek kamu biar gak ngember dulu. Catat dulu di otak apa yang mau diemberin," ucap Bu Yuni.

"Iya," jawab Wini kalem.

"Saya kan ngasih kalian tantangan menghias taman ya?" Bu Yuni mulai menatap mereka.

"YES!! OF COSURE!!" teriak Miko.

"LO DIEM NGAPE SIH!" Jeko yang duduk di belakang Miko gak kuat.

"Menghias itu artinya apa?" tanya Bu Yuni.

"Mewarnai!!" seru Chessy sambil cengengesan.

"Bukan lah blok! Memperindah!" koreksi Yogi.

"Apaan sih caper sama Kak Yogi," dumal Naina pelan.

"Terus apa yang kalian lakuin?" tanya Bu Yuni.

"Memperindah kan? Taman depan indah banget kok sedap di pandang. Tapi bagian Niskala aja, Gabardin kayak gudang!" jawab Lisa yang memperkeruh suasana.

"NISKALA APAAN ANYING WARNA WARNI!" sahut Jun.

"Ssst! Diem!" Jeffrey yang daritadi duduk di sebelah Miko sama Jun capek sendiri.

"KUE PUTU LEWAT!!" teriak Dika tiba-tiba.

"BUSET DAH LUDAH LO NYIPRAT!" teriak Bams sambil ngelap tangannya ke rumput.

"Saya nyuruh memperindah dan menjaga kebersihan! Tapi di sisi Gabardin, kenapa di pasang kepala pocong!!?" tanya Bu Yuni tak habis pikir.

"Sabar, Ma," ucap Pak Eko.

"ITU LAMPION TAU!" seru Jeko.

"Kan ide ini memang buruk," gumam Endro.

"Yang masang juga lo kok!" seru Bams.

"DIS!" teriak Niskala sambil ngasih jempol kebalik.

"Tapi bentuknya kepala pocong! Bunga di polybag juga kaya kena banjir! Airnya sampai gak keserap di tanah dan jadi genangan. Kacanya, Ya Tuhan kotor banget," ucap Bu Yuni capek.

Niskala daritadi udah lihat Gabardin dengan wajah ngejek.

"Dan Niskala,"

"Inspirasi kalian kasih pot warna warni apa ya? Terus pot doang gitu tanpa bunga? Tanaman di polybag juga kenapa pada botak?" tanya Bu Yuni.

Garis 97 [hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang