Kisah 6 ➯ Perang ke 99+

10.4K 1.4K 139
                                    

Agenda Kos GaRis di hari minggu gini tuh bersih-bersih. Perintah atasan alias Bu Yuni, pemilik Kos. Terutama bersihin kaca yang Lisa dan Bams kotorin beberapa hari yang lalu.

"Kalau udah kayak gini mau gimana?" tanya Yogi, menatap karya Lisa yang mentereng dengan tidak cantiknya.

"Gak usah playing victim!" bantah Jiyah, lalu menggosok kaca jendela Niskala. "Ini permanen!" ucapnya.

"Permanen kayak ketololan kalian," hina Jihan dengan muka juteknya.

"Lo gak usah mulai dong!" seru Jun. "Spidol permanen mah enak bersihinnya tinggal ditimpa spidol biasa! Lah cat minyak?" cerocos Jun sambil menatap Lisa sinis.

"Kenapa lo nyudutin gue doang? Yang mulai siapa yang marah siapa," desis Lisa. Mereka saling melempar tatapan penuh kebencian. Anggap aja ada kilatan petir di mata para penghuni Gabardin dan Niskala.

"Nih! Gabardin Jancok apa apaan coba tulisan lo?" tanya Jeko.

"INI JUGA NISKALA PUREL APA APAAN? SAMA SAMA SALAH KAN? SEKALI LAGI GAK USAH PLAYING VICTIM!" ngegas juga akhirnya si Yusi.

"Ini masalahnya cat minyak anjing," desah Dika sambil menggosok karya Lisa, persis seperti apa yang Jiyah lakukan.

"Cat minyak mah enak. Tinggal pakai sabun cuci piring atau lo koret pakai cutter juga hilang," Rosi berbicara dengan nada malas. Dia sudah tergolong baik karena memberi kaum lawan sebuah saran.

"INI MASALAHNYA BANYAK!" teriak Miko kesal sambil menggedor jendela.

"LO KAN BER DELAPAN! KECUALI KALAU LO SENDIRI YANG BERSIHIN BARU NGELUH!" teriak Jihan sampai uratnya kelihatan.

"Anjing galak banget," Miko mundur dan nyembunyiin diri di balik punggung Endro.

"Yaudah, ayo mulai kerja," ajak Jeffrey akhirnya.

Jeffrey dan Endro masuk ke Kos Niskala guna mencari sabun cuci piring. Enjel dan Chessy yang daritadi nyimak mulai nyoret-nyoret garis yang Bams buat dengan spidol biasa.

Sementara pelaku daritadi hanya diam, tumben banget Bams nggak comel.

"Kenapa wajah lo lusuh?" tanya Jun sambil ngikis cat minyak itu dengan cutter.

"Wajahnya kan emang gitu," celetuk Yogi.

"Gue merasa bersalah, maafin gue ya," cicit Bams sambil menunduk.

"GUYSSS BAMS MERASA BERSALAH NICH!" teriak Jeko. Dia nggak sengaja nguping tadi.

"DIA MINTA MAAF! MAAFIN GAK TUCH?" tanya Miko dengan nada yang penuh ledekan itu.

"BAH! MINTA MAAF GAYA LO, KESAMBET APE?" tanya Dika heran.

"DIAM ANJING! GAK BAKAL GUE MINTA MAAF LAGI SAMA KALIAN!" Bams ngambek, dia ngoretin cat dengan wajah cemberut.

Sementara di kubu sebelah, mereka mulai ngehapusin bekas yang udah Enjel dan Chessy buat tadi. Sedangkan Rosi dan Mina makek WD-40.

"Hoodie gue udah lo balikin pada tempatnya kan?" tanya Rosi.

"Eh Ros! Gue lupa!" Mina menatap Rosi merasa bersalah.

"Nanti juga gak papa kok, yang penting dibalikin," jawab Rosi santai.

"Masalahnya, hoodienya ada di Jeffrey,"

"Kok bisa!!??" Rosi menghentikan kegiatannya dan menatap Mina kesal.

"Beberapa waktu lalu gue kan keluar sama dia, bajunya ketumpahan air. Kebetulan gue bawa hoodie lo, yaudah gue pinjemin," jelas Mina.

"Gak mau tau lo ambil lagi nanti! Lagian punya orang lo pinjemin lagi ke orang lain!" gerutu Rosi. Moodnya udah jelek banget, intinya bete.

Garis 97 [hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang