Kisah 42 ➯ lalu dan kini

8.3K 1.1K 283
                                    

Liat atas kalo lupa nama oq

💒💒

Setelah obrolan random bin gak jelas itu,  Rosi sama Jeffrey lanjut jalan buat balik ke kos, tapi mereka nggak sengaja papasan sama Yanuar. Inget Yanu? Iya mantan Rosi yang katanya alim itu.

Tapi kondisi Yanu kayak gak baik-baik aja, dia duduk di trotoar sambil ngelusin kakinya.

"Yanu, lo kenapa?" emang dasarnya Rosi suka nolong, dia refleks duduk di sebelah Yanu dan liat kondisi kaki Yanu.

"Gue tadi keseleo, Ros. Sakit banget...," rintih Yanu sambil meringis kesakitan.

Jeffrey yang masih berdiri di posisi awalnya cuma natap Yanu dengan wajah datarnya.

"Gue urutin ya?" tawar Rosi.

"Gue aja, gue anak kedokteran," tiba-tiba Jeffrey dorong badan Rosi biar geseran dikit.

"Apa hubungannya urut sama lo anak kedokteran?" tanya Yanu heran.

Jeffrey ngelinting celana jeans Yanu ke atas sambil nipisin bibirnya, dia nyentuh pergelangan kaki Yanu lembut seolah dia ngecek keadaan kaki cowok itu.

"Yan...," panggil Jeffrey.

"Hah?"

"Kayaknya ini harus diamputasi deh,"

"JEP! GAK LUCU BECANDANYA!" sembur Rosi yang masih mengamati dua cowok itu.

Jeffrey ketawa kecil, "pucet banget muka lo," ledeknya ke Yanu. Saat itu pula, ada sosok dengan motor vario plus helm ink-nya berhenti di depan mereka.

"Kiw! Padahal lo jelek, kok bisa sih nge-gaet dua pangeran beda fakultas ini?" jangan tanya itu siapa, jelas Junior. Dia yang paling punya dendam kesumat sama sepupunya sendiri.

"Daripada lo? Udah jelek, nggak laku lagi!!" balas Rosi.

"Anjing! Bener sih," jawab Jun sambil ketawa sambil gebukin helmnya sendiri.

"Jun, minta tolong ya. Bawa orang ini ke tukang urut atau rumah sakit gitu," ucap Jeffrey sambil narik Yanu biar berdiri.

"Berdiri napa sih lo lenjeh banget jadi cowok," gerutu Jeffrey.

"Brooo??? Gue belom jawab ya atau nggak!" protes Jun waktu Yanu udah duduk manis di jok belakang motornya dengan paksaan Jeffrey.

"Gue nggak ngasih pilihan," jawab Jeffrey sambil tersenyum puas liat Yanu yang udah asem banget mukanya sama Jun yang plonga plongo.

"Bahagia banget sampe bolong gitu pipi lo," gerutu Yanu sambil nyibakin poninya ke belakang karena gerah.

"Manis kan?" sahut Rosi.

"Y," jawab Yanu singkat, sedangkan Jeffrey udah nahan senyumnya lagi.

"Yaelah lo sih, Yan! Ngapain sih lo?" tanya Jun.

"Keseleo goblok!" maki Yanu, dia emang deket sama Jun jadi santai aja.

"Lagian ngapain lo jalan? Mana motor lo?" tanya Jun.

"Gue jual, banyak tanya lo kek dora! Buruan keburu kaki gue diAMPUTASI!!" ucap Yanu sambil mukul punggung Jun.

"Gada adab lo," Jun mulai ngegas motornya dan mulai jalan pelan.

"Ros, cowok lo psikopat! Anjing! Wuuu!" maki Yanu sambil ngacungin jari tengah ke Jeffrey.

"Dia keseleo di kaki atau otak sih?" gumam Rosi.

Garis 97 [hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang