Hari itu, Kos kebanjiran. Namanya juga lagi musim hujan, jadi mereka semua lagi beberes kos. Banjirnya nggak tinggi, cuma di bawah mata kaki. Cetek banget pokoknya.
Anak cowok pada ngamanin barang-barang yang ada di kos Gabardin.
"Ini si Miko harus diamain anjir, ntar dia berubah jadi ikan pari," ucap Yogi sambil menciprat-cipratkan air itu.
"Kok gue jasu!"
"Jangan gitu bego nanti kena cat terus membekas Bu Yuni marah-marah!" seru Endro.
Bams yang lagi ngambil air banjir itu pakai pengki bergumam, "padahal yang bawah pan juga kena air,".
"Itu ntar jadi motif," sahut Dika. Mereka semua ada yang angkat barang ada juga yang buang air ke depan.
"Kaki si Juntol nanti gudikan," ejek Miko sambil ketawa-ketiwi.
"Nah kakinya Juntol ntar bermotif polkadot," ejek Jeko. Ia menggeser jendela dan membantu Bams untuk mengeluarkan air.
"YEEE SEKATE-KATE LO!!!" teriak Jun kesal.
"Kasihan bunga-bunganya tenggelam," gumam Miko.
"Gitu amat wajah lo," tegur Jeffrey.
"Mau gimana lagi? Wajah dia cetakannya emang kek gitu. Emak lo kebanyakan duduk kali ya waktu hamil lo, makanya perutnya ntar ngelinting terus cetakannya begini," Yogi tiba-tiba menghampiri mereka dan bersandar pada bahu Miko.
"Tapi dia ganteng!"
Jeffrey, Miko, dan Yogi menoleh ke sumber suara. Ternyata di dekat parkiran ada Naina dan Wini yang lagi ngemut es krim sambil duduk. Ngawasin kerja anak Niskala dan Gabardin.
"INI MAH PAKEK SEDOT WC JUGA GAK BAKAL KELAR!!" Bams frustasi. Ia membuang pengkinya keluar jendela dan melompat keluar. Buat diambil lagi.
"Sabar ya Kakak-Kakak yang kurang budiman," ucap Naina.
"Ini katanya es bobahhh," Jun bernapas panjang di depan hidung Endro.
"Lo nggak sikat gigi berapa windu sat!" Endro memukul pantat Jun kesal.
"Sejam windu,"
"Kalian udah selesai?" tanya Dika saat melihat anak-anak Niskala memeras pel.
"Ini sebenarnya siang tuh udah surut, Pak Eko sama Bu Yuni aja yang lebay nggak mau catnya ternoda," gerutu Enjel.
"APA LOHHH BILANG?" Naina menengok ke jendela Niskala. Enjel yang gelagapan langsung kabur sambil bawa pel.
"Itu tugas Wini apaan sih? Ngemut es krim doang gitu? Mau manas-manasin tenggorokan gue?" tanya Jeko kesal.
"Lemesin aja browww," ucap Miko sambil mengerling.
"Ye kopok tu orang, balik aja sono biar si Inah aja," Endro bergumam sambil berjalan menghampiri Yogi. Dia tahu dari mulut lemes Jiyah kalau Wini pernah suka Jihan, jadi Endro agak julidin dia.
"Inah sape?" tanya Yogi heran.
"Naina,"
"JIYAHAHAHAHHAHA!!" Bams yang mendengar itu ikut tertawa. "Mpok Inah Jiyahahahahhaha!"
"APAAN!" Jiyah berdiri di balik kusen jendela sambil berkacak pinggang.
"Nggak manggil lo!"
"LOH KAK ENDRO KOK GITU SIH!" pekik Naina kesal dan sok cemberut.
"Moci meninggal, hiks," gumam Wini pelan.
"Sabar ya Bang," ucap Naima menguatkan hati kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis 97 [hiatus]
FanficWith 97line fokus menceritakan tentang perselisihan antara Kos Gabardin yang berisikan para lelaki. Dan Kos Niskala yang berisikan para wanita. start : 23 oktober 2020