Bumi dan Matahari

474 91 51
                                    

Tinggalkan jejak dengan cara vote dan komentar
Terimakasih ❤
Jangan lupa ramaikan kolom komentar

Happy Reading


“Ketika bumi berada jauh dari matahari, sebagian wilayah akan menjadi dingin. Sementara, ketika bumi berada dekat dengan matahari wilayah menjadi panas. Persamaan itu diibaratkan lo sama Dima Ra. Dimana lo yang jadi mataharinya dan Dima yang jadi buminya.”

~ Jhihan Ersyaza ~


Cuaca kali ini tidak terlalu panas, sangat bagus untuk melaksanakan pemanasan. Semua siswa-siswi kelas IPA 3 pun melaksanakannya dengan benar. Karena jika bermain-main akan menyebabkan hal yang fatal.

Setelah melaksanakan pemanasan, mereka pun berlari mengitari lapangan sebanyak sepuluh kali. Aranasya dan Jhihan berlari santai supaya energinya tidak terkuras. Sedangkan beberapa siswa-siswi lainnya berlari dengan kecepatan kencang.

“Ra,” panggil Jhihan yang tengah berlari kecil sejajar dengannya.

Aranasya menoleh ke samping seraya mengangkat kedua alisnya, mengisyaratkan ada apa?

“Lo masih suka sama Dima?” tanya Jhihan tiba-tiba.

Baru saja ia berhasil melupakan sosoknya. Namun, Jhihan malah mengingatkannya lagi. Aranasya menanggapinya dengan senyuman. Aranasya pun terus melanjutkan larinya menjauhi Jhihan.

Jhihan tahu sebenarnya Aranasya masih menyimpan perasaan pada Dima. Namun, ia tutupi hal itu karena Aranasya tidak ingin hatinya terluka lagi. Jhihan pun kembali berlari, menyamai langkah Aranasya.

“Lo tahu gak Ra? Ketika bumi berada jauh dari matahari, sebagian wilayah akan menjadi dingin. Sementara, ketika bumi berada dekat dengan matahari wilayah menjadi panas. Persamaan itu diibaratkan lo sama Dima Ra. Dimana lo yang jadi mataharinya dan Dima yang jadi buminya,” tutur Jhihan.

Apa yang Jhihan katakan ada benarnya. Belakangan ini Aranasya melihat sikap Dima berubah menjadi seperti semula. Entah perubahan itu karena dirinya atau dari pihak dalam. Aranasya tidak tahu soal itu karena Dima sangat sulit ditebak, apalagi mengenai perasaannya. Terkadang sikapnya menunjukkan bahwa ia cinta, dan terkadang sikapnya menunjukkan bahwa ia hanya sekadar penasaran saja.

Materi olahraga kali ini mengenai sepak bola. Dari tim putri kali ini bermain lebih awal. Baru saja babak pertama sudah melanggar banyak peraturan. Itulah kenyataannya, jika para siswi yang bermain.

Aranasya berlari dengan sangat kencang mengejar bola. Ia berhasil mendapatkan bola itu, tanpa berpikir panjang ia pun menendang bola itu dengan keras hingga masuk ke dalam gawang. Sorak-sorak menggema di lapangan. Jhihan berlari menuju ke arah Aranasya, ia pun langsung memeluk Aranasya seraya meloncat-loncat kegirangan.

“Akhirnya kita dapat 1 point,” ucap Jhihan.

Terlihat dari jauh Dima berjalan menuju lapangan yang membuat konsentrasi Aranasya terganggu. Aranasya menendang bola itu dengan asal yang membuat bola itu berpindah ke tim lawan.

Jhihan menggaruk kepalanya yang tak gatal. “Ah sial,” umpat Jhihan.

Aranasya yang tersadar bolanya kini berada di tim lawan. Ia pun langsung mengejar bola itu. Pertandingan semakin memanas, tim lawan berusaha mempertahankan bola itu. Namun, di sisi lain ada Aranasya yang berusaha merebut bola itu darinya.

Dima semakin mendekat membuat Aranasya semakin kehilangan konsentrasinya. Sesekali Aranasya melirik pada Dima. Tanpa sepengetahuan Aranasya, tiba-tiba Dilla dari tim lawan menjegal Aranasya menggunakan kaki depannya.

Nervous (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang