Gilang dan Galang tengah bernyanyi mengikuti alunan dari petikan gitar yang membuat keadaan kelas kini ramai bak pasar. Semuanya terhanyut oleh lagu yang dinyanyikan oleh Galang bersama Gilang. Lagu yang dinyanyikan berjudul melukis senja ciptaan Budi Doremi.
Izinkan kulukis senja
Mengukir namamu di sana
Mendengar kamu bercerita
Menangis, tertawaBiar kulukis malam
Bawa kamu bintang-bintang
'Tuk temanimu yang terluka
Hingga kau bahagia"Dima," panggil Natalie yang tengah berdiri di depan meja Dima.
Dima tidak menggubris Natalie, ia lebih fokus pada bukunya.
"Dim dengerin gue!" bentak Natalie.
Seketika keadaan kelas kini hening bak kuburan. Semua orang dibuat terkejut oleh Natalie, semua pasang mata tertuju padanya.
Dima mendongakkan kepalanya menatap pada Natalie dengan raut wajah datar.
"Gu—gue mau ngomong sesuatu sama lo," ucap Natalie terbata-bata.
Dima menanggapinya dengan mengangkat satu alisnya.
"Dim lo mau kan jadi pacar gue?" tanya Natalie.
Suasana kini kembali riuh kala mendengar ungkapan dari Natalie. Semuanya dibuat tidak percaya dengan apa yang terjadi barusan. Nyalinya benar-benar besar untuk mengungkapkan isi hatinya di depan orang banyak
Galang pun memulai memetik gitarnya seraya bernyanyi mengikuti alunan nada dari petikan gitar.
Kawan coba dengarkan jawabnya
Ketika ditanya mau atau tidak
Mungkinkah dia akan jawab ya?
Tapi mengapa jawabnya lamaLagu yang dinyanyikannya, yaitu lagu Berita kepada Kawan ciptaan Ebiet G. Ade, yang sudah ia aransemen.
"Lo mau tahu jawaban gue?" tanya Dima dengan memasang wajah datar.
Natalie tersenyum seraya menganggukkan kepalanya.
Dima pun berjalan menuju papan tulis, ia mengambil spidol yang berada di dekat papan tulis. Lalu Dima pun menulis beberapa angka di depan papan tulis.
01000111 01000001
Semua orang yang berada di dalam kelas dibuat bingung dengan Dima yang menuliskan beberapa angka, bukan malah menjawab pertanyaan Natalie.
"Otak gue kentang gak paham yang kayak gitu, please yang tau artinya kasih tempe gue," sahut Gio.
"Aku tahu," jawab Aranasya yang berada di ambang pintu dari tadi.
Kini semua pandangan tertuju padanya. Aranasya pun berjalan menghampiri Dima yang masih mematung di depan papan tulis. Ia pun mengambil spidol yang tengah digenggam oleh Dima. Ia pun menuliskan jawaban dari bilangan itu.
01000111 01000001
G A"Apa maksudnya?" tanya Natalie.
"Lo bisa baca gak?" tanya Dima dengan nada membentak.
Natalie terdiam seribu bahasa.
"Lo mau denger langsung jawaban dari gue?" tanya Dima lagi memastikan.
Dima melangkah maju ke depan mendekati Natalie. Ia pun mendekatkan wajahnya tepat di depan wajah Natalie. "Gue bilang gak," ungkap Dima seraya menekankan kata ‘gak'. Terdengar menyakitkan tapi itu kebenarannya.
"What?" tanya Natalie.
"Lo denger gue atau lo tuli?" tanya balik Dima.
Terkenal kejam itulah Dima. Setiap apa yang ia katakan terdengar begitu menyakitkan. Tapi entah kenapa semua orang menyukainya, meskipun ia tahu sifatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nervous (Completed)
Fiksi Remaja"Mencintai seseorang itu sama seperti daya dalam fisika, sama-sama membutuhkan waktu dan usaha." ~~~ Persamaan itu sama seperti ketika sedang menaklukan hati seseorang, dimana perlu waktu untuk mencintainya dan usaha untuk membuat hatinya luluh. Sos...