Nervous siap menemani malam minggu kalian
Happy ReadingSatu persatu permasalahan Aranasya hadapi. Aranasya merasa lelah dengan permasalahan yang menimpanya. Ingin rasanya Aranasya lari. Namun, jika ia lari dirinya akan dianggap sebagai orang pengecut.
Udara yang dingin cukup menusuk tubuhnya. Aranasya sendirian menunggu bus umum tiba di tengah gelapnya malam. Memang tidak baik seorang gadis berkeluyuran di tengah malam, apalagi seorang diri. Aranasya tahu hal itu. Namun, ada alasan ia pergi. Setidaknya dengan menikmati udara di luar sana, ia bisa lupa akan masalah yang menimpanya.
Ibu tidak tahu kepergiannya. Yang Ibu tahu Aranasya pergi untuk bekerja kelompok bersama Jhihan. Jika Ibu tahu kebenarannya, mungkin Ibu akan marah besar padanya. Untuk kali ini Aranasya berbohong padanya.
Terlihat dari jauh bus menuju ke arahnya. Aranasya pun melambaikan tangannya memberikan isyarat agar bus berhenti. Bus pun berhenti, Aranasya pun langsung naik ke dalam bus. Ada dua tempat duduk kosong di jajaran ketiga, Aranasya pun duduk di sana.
Aranasya pikir di malam hari bus akan sepi tapi nyatanya masih ramai. Mungkin karena ini baru pertama kalinya Aranasya naik bus, jadi Aranasya tidak tahu akan hal itu. Bus pun perlahan maju. Namun, tiba-tiba bus berhenti secara mendadak.
Aranasya pikir busnya mogok. Tapi ternyata ada dua orang penumpang. Aranasya dibuat terkejut ketika melihat Dima yang tengah menuju ke arahnya. Sesekali ia mengucek kelopak matanya, memastikan bahwa itu nyata atau hanya bayangan semata.
Kali ini ada satu tempat duduk kosong, yaitu di samping Aranasya. Dima memilih untuk berdiri di samping. Dima memilih membiarkan seorang pria paruh baya duduk di samping Aranasya. Tak tega rasanya melihat pria itu jika harus berdiri.
Sempat Aranasya dibuat kagum pada sikap Dima. Hatinya memang sangat dingin, tapi siapa sangka di balik sifatnya yang dingin masih terselip sisi kebaikannya.
Di sebuah perempatan bus berhenti. Pria paruh baya yang duduk di samping Aranasya pun turun dari bus. Sedangkan seorang penumpang wanita masuk ke dalam bus. Dima masih berdiri di tempat semula.
“De gak papa duduk aja, Ibu bisa berdiri,” perintah Wanita itu.
“Gak papa Bu, saya sudah biasa. Ibu saja yang duduk, ibu pasti lelah,” ujar Dima.
Wanita itu tersenyum pada Dima seraya mengusap rambutnya. Wanita itu pun duduk di samping Aranasya. Diam-diam Aranasya memperhatikan Dima dengan senyuman yang mengembang sempurna.
“Pacarnya ya?” tanya Wanita itu.
Sontak Aranasya membelalakkan matanya, tanpa menjawab pertanyaannya.
“Beruntung kamu mendapatkan dia, di jaman sekarang jarang sekali ada anak muda yang bisa menghormati orangtua,” ujar Wanita itu.
Memang benar, minim sekali anak muda jaman sekarang yang masih menghormati orangtua, bukan hanya orangtua tetapi kepada guru. Anak muda jaman sekarang bisanya hanya membatah dan berkata kasar kepada orangtua. Dikarenakan pergaulan yang sangat bebas sehingga seorang anak menjadi berani.
Aranasya hanya tersenyum seraya menunduk. Dima mendengar sedikit perbincangan antara Wanita itu dengan Aranasya. Senyum Dima kini mengembang dengan sempurna.
Beberapa penumpang lainnya turun dari bus ketika sampai tujuannya masing-masing. Begitu juga dengan wanita yang ada di samping Aranasya. Sebelum turun dari bus wanita itu memberikan pesan pada Dima.
“Jaga seseorang yang kamu cintai dengan baik,” pesan Wanita itu seraya menepuk pundak Dima.
Dima mengangguk seraya membalas senyumannya. Wanita itu pun turun dari bus. Kemudian, seorang pria dengan bertubuh besar menaiki bus. Dari segi penampilannya terlihat seperti preman jalanan, memakai gelang, kalung dan juga tato di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nervous (Completed)
Ficção Adolescente"Mencintai seseorang itu sama seperti daya dalam fisika, sama-sama membutuhkan waktu dan usaha." ~~~ Persamaan itu sama seperti ketika sedang menaklukan hati seseorang, dimana perlu waktu untuk mencintainya dan usaha untuk membuat hatinya luluh. Sos...