part 37

14 0 0
                                    

Cia membuka kedua kelopak matanya dengan perlahan. Ringisan kecil keluar dari mulutnya kala merasakan sakit di kepalanya.

"Cia..." ucap Hana dengan nada haru melihat putrinya sudah siuman.

"Bunda...aww," ucapnya.

"Ada yang sakit sayang?," ucapnya dengan panik. Tak terasa air matanya mengalir melihat putri yang terluka.

"Bunda jangan nangis, Cia gapapa kok," ucapnya mencoba menenangkan ibunya.

"Gapapa gimana, liat jidat kamu, liat tangan sama kaki kamu," ucap sang ibu di sela sela tangisnya.

"Anak ayah udah bangun," ucap ayahnya.

"Ada yang sakit sayang?," lanjutnya dengan nada khawatir.

"Cia gapapa kok ayah, maafin Cia udah bikin kalian khawatir," ucapnya. Seketika dia juga
ikut menangis melihat kedua orang tuanya juga menangis.

"Sebentar bunda mau ngabarin Gara dulu kalo kamu udah bangun," ucap Hana.

"Cia haus ayah," ucapnya.

Lalu dengan sigap sang ayah langsung memenuhi keinginan putrinya. Dan dengan lembut membantu Cia untuk minum. Setelah itu dia mengabari dokter jika putrinya sudah siuman.

Cia kembali di periksa setelah dokter itu datang. Dan dokter mengatakan tidak ada luka serius di tubuhnya.

Setelah itu sang Ayah meminta nya untuk menceritakan kronologi yang menimpanya.

Dan Cia langsung teringat akan Galang.

"Bang Galang gimana bun?," tanga Cia khawatir.

Bunyi pintu terbuka mengalihkan atensi Cia, dia melihat Gara dengan wajah begitu panik berjalan kearahnya.

Gara tidak berkata apa apa dia hanya menatapnya dengan sendu.

"Harus nya abang paksa kamu kemaren," ucap Gara penuh penyesalan.

"Maafin abang Cia," lanjutnya.

"Ini bukan salah abang, ini musibah," ucapnya.

"Bang Galang gimana bang?," tanya nya lagi.

"kamu lebih baik mikirin diri kamu sendiri Cia," jawab Gara yang merasa tidak suka Cia menyebut nama itu.

"Cia mohon abang, Cia cuma mau tau keadaan bang Galang," ucapnya memohan karena tidak ada yang mau menjawab pertanyaannya.

Dia begitu khawatir apalagi terakhir kali dia melihat Galang keadaan laki-laki itu begitu parah.

"Abang gatau, cuma kemaren abang ketemu sama orang tua nya. Kaya nya Galang di pindahin sama mereka," ucap Gara jujur.

Cia mematung mendengarkan, berarti dia tidak bisa tahu keadaan laki-laki itu. Padahal saat ini dia ingin sekali melihat Galang, untuk memastikan laki-laki itu baik baik saja.

•••

Selama satu minggu Cia di rawat di rumah sakit dan saat ini dia sudah kembali ke rumahnya walau kesehatannya belum kembali secara sempurna.

Dia baru saja bangun dari tidur siang nya, karena merasa haus akhirnya dia mencoba untuk beranjak dari ranjangnya.

Sesampainya di dapur dia mengambil gelas lalu segera meminumnya untuk menuntaskan dahaga nya.

Baru saja ingin kembali ke kamarnya, saat melewati ruang tamu dia mendengar sedikit percapan kedua orang tuanya dengan Gara.

"Gamungkin kan rem mobilnya tiba-tiba blong?," ucap Ayahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 06, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Abang BaristaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang