Empat belas

1.5K 398 45
                                    

"Aku bukanlah kau, kalian ataupun mereka. Semakin jauh kau mengenal tentangku, maka akan terasa semakin tak masuk akal bagi otakmu."

***

Tiga hari berlalu semenjak Yuri membuntuti Darka sore itu, semenjak itu pula Darka bersikap semakin tak acuh padanya. Lelaki itu tak pernah menggubris ketika Yuri mengajaknya bicara. Padahal Yuri sudah berulang kali pula meminta maaf padanya.

Semenjak tiga hari pula, Yuri dan Dewa tak saling bertegur sapa, baik melalui pertemuan langsung maupun via chat. Ya! Selama tiga hari ini Dewa benar-benar tak mendatanginya ke sekolah. Lelaki itu juga tak mengiriminya chat basa-basi seperti biasa. Yuri juga enggan menyapa lelaki itu duluan. Semakin ke sini, hubungan mereka sepertinya semakin tak jelas. Padahal sebentar lagi, hubungan mereka akan menginjak anniversary ke-dua bulan.

Di pelajaran Geografi hari ini, sebenarnya Yuri tak suka dengan mata pelajaran itu. Terlebih guru mereka memberikan tugas kelompok yang berisi dua orang saja. Tadinya Yuri sedikit senang, biasanya Yuri pasti langsung memilih Adelia. Namun saat melirik ke depan, senyum Yuri memudar kala melihat Adelia terkekeh bahagia bersama Rani. Sepertinya gadis itu akan sekelompok berdua dengan Rani.

Ngomong-ngomong, selama beberapa hari belakangan ini Adelia juga bersikap tak acuh padanya. Entah karena apa. Bahkan saat Yuri mengatakan bahwa dia sudah membeli kuaci kala itu, Adelia hanya bereaksi biasa saja. Padahal biasanya dia akan bereaksi excited. Entahlah, Yuri tak mengerti lagi dengan sikap sahabatnya itu.

Makanan yang Dewa bungkuskan untuknya kala itu juga sudah Yuri tawarkan pada Adelia, namun gadis itu menolak dengan alasan masih kenyang. Aneh.

"Tugas kelompok ini akan dikumpulkan lima belas menit sebelum bel pulang. Bagi kelompok yang tidak mengumpul, akan saya hukum untuk bersih-bersih di halaman belakang," ujar Pak Alfa, wali kelas serta guru Geografi mereka.

Yuri berdecak kesal. Tumben sekali wali kelasnya itu memberi hukuman yang kekanakan. Dengan terpaksa, Yuri kembali melirik buku tugasnya. Tak ada pilihan lain. Mau tak mau Yuri harus sekelompok dengan Darka, karena memang kelompok yang terdiri dari dua orang ini didominasi oleh teman sebangku mereka pula.

"Darka..." panggil Yuri, pertama kalinya hari ini.
Darka yang tadinya sedang merebahkan kepalanya di atas meja, kini terbangun dan menegakkan tubuhnya. Yuri senang melihat hal itu.

"Lo mau sekelompok sama-" Ucapan Yuri terpotong begitu saja, kala melihat Darka yang lagi-lagi tak menggubrisnya dan malah berlalu pergi keluar kelas.

Sial! Yuri ingin sekali mengumpat rasanya. Namun mengingat singkatnya waktu, Yuri berusaha untuk menahan umpatannya di dalam hati. Lebih baik dia menyelesaikan tugasnya. Perihal Darka, Yuri tak akan mau memasukkan lelaki itu ke dalam kelompoknya!

***

Tiga puluh menit sebelum bel pulang berbunyi, Yuri mendadak panik sendiri. Tugas kelompok kali ini terasa lebih berat baginya. Biasanya, jika Yuri sekelompok dengan Adelia, mereka akan saling berbagi tugas hingga mereka bisa menyelesaikannya tepat waktu. Ditambah pula belakangan ini Yuri memang jarang memerhatikan gurunya saat menerangkan materi pelajaran, hal itu mampu menambah beban Yuri berkali-kali lipat.

Lima menit kemudian, Darka baru saja tiba. Entah darimana dia tadinya, Yuri sama sekali tak peduli. Kehadiran Darka sama sekali tak meringankan masalah apapun bagi Yuri. Percuma saja Yuri meminta bantuan padanya. Darka jelas tak tahu apa-apa mengenai materi  pelajaran.

Chasing of the Sun (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang