Tiga puluh sembilan

1.6K 437 182
                                    

"Berhentilah membuat hubungan ini terlihat serasi! Ujarku pada hati yang terjebak ilusi."

***

Pagi ini Yuri keliatan bersemangat untuk berangkat sekolah. Semenjak sesi curhat semalam, rasanya seperti ada yang lepas. Yuri merasa lega. Dan ia tak sabar ingin bercerita banyak pada Darka.

Hari ini ternyata pengumuman kelulusan SNMPTN. Yuri baru tahu sebab selama ini ia cukup cuek terhadap masa depan. Yuri yang kepo, diam-diam menyimak pembicaraan teman sekelasnya.

Andai saja waktu bisa diulang, Yuri pasti memilih untuk mencoba ikut seleksi. Perihal diterima atau gagalnya, itu urusan belakangan. Tapi sayang, nasi sudah menjadi bubur.

Ternyata Adelia lulus di jurusan Administrasi Negara. Gadis itu beruntung. Yuri cukup bangga mendengarnya, meski tahu Adelia tak akan mengambilnya.

Dengar-dengar, Dewa juga lulus. Entah di jurusan apa. Intinya lelaki itu sempat memposting di Instagram. Yuri hanya mendengar gosip itu dari orang-orang.

Dua jam berlalu, saat mereka sedang berada di ruang komputer untuk mengikuti ujian, Yuri dibuat gelisah. Sejak tadi ia tak melihat Darka. Yuri khawatir jika Darka malah kenapa-napa karenanya.

Menjelang bel pergantian jam berbunyi, Yuri lebih dulu mengirimkan pesan untuk seseorang.

Anda

Kenapa gak masuk?

10.05am

"Ci..." Seseorang tiba-tiba saja menepuk bahunya bersamaan dengan bel berbunyi. Ternyata itu Adelia.

"Nanti malam gue mau ngadain acara makan-makan di kosan. Pulang nanti temenin gue beli bahan makanannya ya." Ujar gadis itu.

"Sorry, Del. Sore ini gue udah janji mau nginep di rumah Mama." Tolaknya. Sebenarnya itu hanya alibi saja. Yuri masih belum bisa berbaur dengan orang lain sekalipun ada Adelia di sebelahnya. Dan perihal alasannya menginap di rumah Mamanya, wanita itu sempat mengiriminya pesan bahwa untuk seminggu ke depan Papa tirinya tidak akan pulang.

"Oke." Balas Adelia.

"Del, congrats ya." Mungkin Yuri orang terakhir yang mengucapkan selamat atas keberhasilan Adelia dalam seleksi SNMPTN itu.

"Thanks, Ci." Gadis itu lantas pergi bersama Rani.

"What? Gue kira kalian lagi slek." Yuri masih bisa mendengar omongan Rani. Entah kenapa Yuri semakin tak suka dengan gadis itu. Dia seolah menjadi api di hubungan Yuri dan Adelia.

***

Entah kenapa sore ini Yuri merasa bahagia untuk datang ke rumah Mamanya. Yuri sedang menduga-duga bagaimana reaksi sang Mama saat mendengar Yuri bersedia menyambung pendidikannya.

"Ma, aku mau bilang sesuatu." Saat ini mereka sedang berada di meja makan. Mendengar Yuri mau menginap di sini, Ayuni sengaja memasak makanan kesukaan putrinya.

"Mama juga."

"Yaudah, aku dulu ya." Yuri benar-benar tak sabar. "Aku udah mutusin ini sama Adelia. Setelah lulus sekolah nanti, aku mau merantau, ikut Adelia. Di sana aku bakal kuliah. Pokoknya aku bakal kejar mimpi aku, Ma."

Hening...

"Menurut Mama, bagus gak kalau aku ngambil jurusan desain?"

Sekali lagi, hening. Ayuni tampak menunduk.

"Ma?"

Ayuni mengangkat pandangannya. "Mimpi kamu bagus." Yuri tersenyum mendengarnya.

"Tapi, Mama minta maaf, karena nggak bisa bantu kamu wujudin mimpi itu."

Chasing of the Sun (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang