"Aku gagal mencintai diri sendiri. Dan jatuh cinta padamu adalah salah satu dari kegagalan itu."
***
"Gue pikir lo mati, Ka! Ini nih, bocah dikasih alkohol jadi puyeng kan."
Suara Wildan terdengar samar olehnya.
Hari sudah pagi. Wildan juga sudah bersiap-siap hendak berangkat sekolah. Sejak tadi ia sudah membangunkan Darka, namun lelaki itu tak kunjung bangun.
"Ini dimana?" Tanya Darka saat ia merasa pandangannya sudah lumayan jelas sekarang.
"Lah, lupa. Di kos gue. Dikasih apaan lo sama Tante semalam, sampe mabuk berat."
Darka bungkam. Ia bahkan lupa dengan kejadian semalam.
"Gak heran sih, pasti abis dikasih jatah. Yaudah lah, gue sekolah dulu ya. Ntar gue permisiin ke guru deh."
Sepeninggal Wildan, Darka sontak bangkit dan keluar dari kamar kos menuju toilet. Perutnya mendadak bergejolak. Setibanya di toilet, ia memuntahkan seluruh isi perutnya.
***
Tak terasa hari senin besok mereka akan melangsungkan ujian nasional. Yuri sudah menyelesaikan urusan administrasinya hari ini. Dua hari ke depan mereka akan libur, sebab disuruh istirahat menjelang ujian. Oleh sebab itu hari ini free dan jam sepuluh nanti mereka akan bersih-bersih kelas.
Darka tak hadir hari ini, hingga Adelia mengambil alih bangku kosong di sebelah Yuri. Sudah bisa ditebak jika sekarang mereka sedang dikelilingi oleh anak laki-laki.
Rani juga ikut nimbrung, dan gadis itu malah berencana untuk pergi ke suatu tempat setelah ujian nasional berakhir nanti.
Seperti biasa, Yuri hanya bungkam dan menyimak. Ia sama sekali tak berminat untuk ikut jalan-jalan merayakan hari terakhir sekolah. Yuri sudah memutuskan untuk berkeliling mencari kerja setelah selesai ujian nanti. Lagipula belum tentu ia diajak. Paling hanya Adelia saja yang menawarkannya.
"Diam-diam bae, Ci. Pasti kehilangan Darka kan?"
Dari sekian banyak laki-laki, hanya Wildan yang mau mengajaknya bicara. Sejak dulu Yuri memang tak akrab dengan teman-teman kelasnya.
Yuri hanya membalas dengan gelengan.
"Tenang aja. Darka lagi istirahat di kos gue. Biasalah, abis kecapekan semalam."
"Maksudnya?" Tanya Yuri tak mengerti.
"Biasalah. Abis main sama janda pirang."
Dahi Yuri mengernyit tak suka.
"Jadi juga si Darka main?" Celetuk Aldo.
"Jadi kayanya."
"Anjir, hoki banget si Darka bisa dapet gratisan."
Dada Yuri terasa panas mendengar omongan orang-orang seputar Darka. Ia kenal Darka. Dan lelaki itu tak mungkin bertingkah murah seperti yang didengarnya.
"Kalau ngomong tu dijaga ya! Bercanda tuh ada batasnya!" Balas Yuri, sontak membuat Adelia yang tadinya sibuk ngobrol kini menoleh.
"Kenapa, Ci?" Tanyanya bingung sebab Yuri kelihatan marah.
"Siapa yang bercanda. Kalau gak percaya tanya aja orangnya langsung." Balas Wildan.
"Iya, kok malah kaget? Kan lo juga udah pernah. Inget yang warna item di tas Darka waktu itu kan?" Celetuk Ridwan.
Mata Yuri terasa panas. Sialnya kalimat kurang ajar itu terlontar dari mulut seorang laki-laki.
Adelia menatap lelaki itu dengan tajam.
![](https://img.wattpad.com/cover/252506927-288-k485234.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Chasing of the Sun (Completed)
Teen FictionYuri, si gadis penggemar berat bunga matahari. Segala hal yang berkaitan dengan bunga kuning itu telah menjadi favoritnya sejak lama. Dewa Anugrah adalah teman seangkatan yang berbeda jurusan kelas dengannya. Yuri menyukai lelaki itu dalam diam. Ka...