Enam belas

1.5K 401 98
                                    

"Aku berusaha untuk selalu ada saat kau butuh. Ini bukan perihal pamrih. Tapi saat aku terjatuh, kau malah memilih pergi.

***

Yuri kini sudah tiba di kosan. Seperti yang ia katakan pada Adelia tadi, dia keluar untuk mencari makan dan akan kembali dalam waktu dekat. Yuri sempat membawa jam tangan, dan dia menghabiskan waktu satu jam saat keluar bersama Dewa. Tapi intinya Yuri membawa pulang makanan enak, dan itu pasti akan mengurangi rasa kesal Adelia.

Saat Yuri membuka pintu kamar kos, dilihatnya laptop yang mereka gunakan untuk menonton tadi sudah diletakkan di atas lemari kecil. Sementara Adelia sedang tidur sembari membelakanginya di ranjang atas.

Yuri masuk dan menutup pintu dengan pelan. “Del, gue udah pulang.”

Tak ada sahutan. Adelia tak tidur. Terlihat dari cahaya ponselnya yang bersinar di samping kepala gadis itu.

“Del, maaf kalau udah buat lo nunggu lama. Dimakan ya, Del. Lo belum makan sejak pagi loh.”

Adelia hanya membalas dengan deheman pelan. Yuri mendengkus napas pasrah. Nah kan, Adelia pasti akan bersifat dingin lagi padanya.

Yuri beralih membuka pintu menuju balkon, ia berniat hendak mengangkat pakaian yang tadinya ia jemur bersama Adelia. Namun sekarang, semua pakaian itu tak ada. Itu artinya Adelia sudah mengangkat dan melipatnya sejak tadi.

Yuri beralih membuka lemari pakaian, dan benar saja. Pakaian yang ia jemur tadi sudah tersusun rapi di sana. Terbesit rasa bersalah di hatinya mengingat tadinya ia sempat melarang Adelia untuk keluar bersama anak kelas, tapi dirinya malah pergi bersama Dewa untuk merayakan anniv mereka.

Yuri mengaku telah bersikap egois kali ini.

***

Jam pelajaran olahraga kali ini terasa biasa saja. Padahal tak lama lagi, Yuri tak akan bertemu dengan pelajaran ini juga dengan sekolah ini. Ngomong-ngomong tentang Adelia, ternyata gadis itu menyantap habis makanan yang Yuri bawakan semalam. Yuri berpura-pura tidur dan Adelia langsung turun dari ranjangnya. Baguslah. Tapi hingga saat ini, keduanya masih diam-diam saja.

Yuri kembali merasa canggung dengan sikap Adelia yang mendadak dingin. Yuri berniat akan minta maaf saat pulang sekolah nanti.

Saat ini Yuri sedang mengganti seragam olahraga di kamar mandi bersama anak perempuan lainnya. Sudah dipastikan jika keadaan toilet saat ini sedang heboh, beda hal nya dengan Yuri yang memasang mode hening.

“Serius cowok lo gitu, Del? Kayaknya itu kode pengen ngajak lo kawin muda deh.”

“Cie, Adel, yang bentar lagi jadi mamah muda.”

“Apasih kalian. Nikah muda itu gak ada di list gue.”

“Eh, Del. Takdir gak ada yang tau loh. Lo bisa nulis list sesuka lo, tapi kalau takdir lo nikah muda ya lo bisa apa.”

Yuri cukup kaget mendengar obrolan mereka. Jujur, Adelia sama sekali tak pernah menceritakan perihal pacarnya pada Yuri. Dan sekarang kenapa anak perempuan di kelasnya malah tahu dan seolah hafal dengan kisah Adelia?

Yuri merasa asing di hidup Adelia. Merasa sudah selesai dengan dirinya, Adelia lantas membuka pintu toilet, dan membuat tatapan teman-teman beralih padanya.

“Sejak kapan Aci ikut rombongan kita?” tanya salah satu di antara mereka.

***

Bel pulang sekolah berbunyi. Murid kelas dua belas IPS sudah mulai berhambur keluar kelas meski guru mereka masih ada di dalam kelas. Hal kecil yang tak sopan itu sudah termasuk lumrah di zaman ini.

Chasing of the Sun (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang