"Puncak tersakit dari orang terdekat adalah saat menyaksikannya berpulang."
***
"Go food!"
Adelia beranjak dari ranjang dan keluar dari kamar guna mengambil pesanannya. Semenjak tinggal di sini dan sempat berseteru dengan sang Mama di hari pertama, Adelia memenuhi kebutuhan perutnya melalui pesanan online. Ia sama sekali tak menyentuh makanan dan minuman di rumah ini, sekalipun untuk urusan minum. Adelia pure membeli semuanya dari luar.
Begitu ia melangkah kembali ke kamar, sang Mama mencegatnya.
"Kita butuh bicara," ujar wanita itu.
"Aku lapar." Jawab Adelia ketus.
Arisa mengembuskan napas pasrah. "Kita makan di bawah. Bibi udah masak makanan yang banyak sejak kamu tinggal di sini, tapi gak pernah kamu hargai dan milih mesan di luar. Ayo ikut Mama." Wanita itu menggenggam tangan putrinya, namun ditepis.
Adelia menatap Mamanya dengan pandangan tak suka.
"Omongan Mama seolah gak merasa bersalah ya? Mama selalu merasa paling benar. Aku muak tau gak!" Adelia masuk ke dalam kamarnya, lantas sang Mama yang tak menyerahpun mengikutinya dari belakang.
Tanpa peduli dengan kehadiran sang Mama, Adelia tetap melanjutkkan kegiatan makannya tanpa sungkan. Ia membuka lebih dulu segel air mineralnya lantas meminumnya dengan rakus. Maklum, stok air mineralnya memang sudah habis sejak semalam.
Butuh waktu sekitar lima belas menit, hingga Adelia selesai dengan kegiatan makannya. Selama lima belas menit pula, sang Mama hanya diam, memerhatikan putrinya, sesekali melihat sekeliling melihat penataan kamar gadis itu.
"Kamu yakin untuk keputusan nikah muda?" Tanya sang Mama akhirnya.
Adelia tak menjawab. Ia berpura-pura sibuk mengemas wadah bekas makannya serta membersihkan mulutnya dengan tisu.
"Dengan Juna?" Tanya sang Mama lagi.
"Aku mau nikah sama Juna asal Mama berhenti pacaran sama Tante Maya!" Ucap Adelia menggebu-gebu. "Aku rela ngorbanin masa depan aku buat Mama. Biar Mama gak berpikiran untuk pindah ke luar negeri dan nikah sama Tante Maya!"
Arisa menggeleng tak percaya. "Seburuk itu pemikiran kamu tentang Mama?"
"Bisa jadi lebih buruk dari itu. Apa Mama lupa, kalau kelakuan Mama udah pernah keciduk sama warga?! Bahkan di depan Mataku sendiri. Berhubungan sesama lawan jenis sebelum nikah aja dilarang agama. Apalagi Mama yang milih berhubungan dengan sesama jenis. Mama gak takut Tuhan marah? Seenggaknya kalau jauh dari Tuhan, jangan langgar larangannya. Aku gak ngerti mau nyadarin Mama dengan cara apalagi!"
"Aku malu, Ma!" lirih Adelia.
Arisa membuang pandangannya ke sisi lain. Tak lama, ia mengembuskan napas pasrah.
"Kamu gak ngerti rasanya ada di posisi Mama."
"Apa yang harus aku ngertiin, Ma? Mama cukup putusin Tante Maya, dan fokus sama diri Mama sendiri. Untuk kebutuhan biologis, banyak cara yang bisa dilakukan sendiri. Aku yakin Mama paham maksudku."
Arisa tak menyangka dengan setiap kalimat yang terlontar dari mulut putrinya.
"Jadi kamu serius, mau nikah sama Juna?"
"Kalau dengan cara ini bisa bikin Mama berubah, aku bakal nikah sama Juna."
Arisa kembali mengembuskan napas pasrah. "Oke, kalau itu yang kamu mau. Nanti malam, Mama bakal undang Tante Maya dan Juna ke sini. Kamu bisa ngomong secara langsung sama mereka."
KAMU SEDANG MEMBACA
Chasing of the Sun (Completed)
Roman pour AdolescentsYuri, si gadis penggemar berat bunga matahari. Segala hal yang berkaitan dengan bunga kuning itu telah menjadi favoritnya sejak lama. Dewa Anugrah adalah teman seangkatan yang berbeda jurusan kelas dengannya. Yuri menyukai lelaki itu dalam diam. Ka...