Tujuh

1.9K 472 35
                                    

"Tak ada yang baik-baik saja kala melihat posisinya digantikan oleh orang lain. Aku cemburu, sekalipun hanya dipandang sebatas sahabat di matamu."

***


Ujian semester ganjil sudah berakhir sekitar dua Minggu lalu. Siswa-siswi SMA Garuda juga sudah memperbaiki beberapa nilai mereka yang dirasa belum tuntas oleh guru yang bersangkutan. Sekarang, tibalah saatnya pengambilan rapor.

Dan hari ini pula, adalah hari spesial bagi Yuri. Hari ini hubungannya dan Dewa sudah memasuki anniversary yang pertama. Yuri senang, tentu saja. Sebagai hadiahnya, Dewa bilang dia hendak mengenalkan Yuri pada Papanya. Yuri benar-benar gugup!

"Gimana, Bu? Kita dapat peringkat berapa?" tanya Adelia pada Ibu kos mereka yang baru saja keluar dari kelas sembari memegang dua rapor yang pastinya milik Adelia dan Yuri. SMA Garuda memang selalu mengundang para wali murid ketika pengambilan rapor di setiap semester. Hal itu semata-mata agar orang tua dan pihak guru bisa memantau perkembangan belajar anak-anak mereka. Untung saja Ibu kos berbaik hati untuk mengambilkan rapor milik Adelia dan Yuri.

Ibu kos yang bernama Bu Kliti lantas bersuara, "Adel dapat peringkat satu lagi." Adelia tentu bersorak gembira. Ngomong-ngomong, posisi juara satu dan dua di kelas IPS ini memang selalu dipegang oleh Adelia dan Yuri setiap semesternya.

"Dan Yuri dapet peringkat dua kan, Bu?" tebak Adelia. Yuri juga menerka hal yang sama.

Bu Kliti bungkam. Ia memandang Yuri dengan tatapan yang... entahlah. Detik selanjutnya, beliau mengembuskan napas pasrah. "Yuri sama sekali gak dapat peringkat," jawabnya.

Mendengar itu, Yuri jelas kaget dan shock. Begitu pula Adelia. Gadis itu bahkan langsung mengambil alih rapor milik Yuri dari tangan Bu Kliti.

Begitu meneliti hasil rapor milik sahabatnya, Adelia terperangah. "Ci... Nilai lo nurun drastis," ucapnya.

Semenjak ujian dua minggu lalu, Adelia memang jarang berkomunikasi dengan Yuri. Hal itu terjadi sebab Adelia kesal, karena Yuri benar-benar berubah. Gadis itu sudah jarang belajar. Biasanya, ketika hendak ujian, keduanya akan mendiskusikan materi ujian bersama-sama. Namun di semester ini, tidak lagi. Semua berubah semenjak Yuri dekat dengan Dewa Anugrah.

"Lihat kan! Semenjak pacaran, prestasi lo jadi turun, Ci!" bentak Adelia murka. Ia bahkan memberikan rapor itu secara kasar kepada Yuri.

"Eh-eh! Sudah, jangan ribut-ribut. Ini lingkungan sekolah. Sekarang ayo pulang. Kalian bisa lanjut ribut lagi di kosan." Setelah mengucapkan kalimat itu, Bu Kliti melangkah lebih dulu. Dia sudah biasa mendengar pertengkaran kedua bocah penghuni indekosnya itu.

Adelia memasang wajah kesal. Sementara Yuri, tentu saja dia bersedih. Pasalnya peringkat rapornya benar-benar menurun drastis. Dan Adelia memang benar. Itu semua... karena Dewa Anugrah.

Di masa-masa ujian, ketika malam harinya, Dewa selalu mendatangi Yuri ke kosnya, dan mengajak gadis itu untuk menemaninya makan malam. Yuri tak bisa menolak. Dia tidak tega. Yuri selalu pulang di pukul setengah sepuluh malam. Setelah itu, Yuri langsung membuka buku, namun sayang, apa yang telah ia pelajari benar-benar tak masuk di benaknya, sebab pikiran Yuri sudah terbagi. Yuri tak bisa fokus lagi dengan pelajaran seperti sebelum-sebelumnya. Sebab nyaris setengah pikirannya telah dikuasai oleh Dewa Anugrah.

"Gimana kalau Mama lo tau nilai lo turun, Ci? Apa lo gak mikir? Lo udah kelas dua belas, Aci!" Adelia lagi-lagi menuturkan kalimat tamparan padanya. Yuri sadar. Dia pasti membuat Ibunya kecewa. Tapi... mau bagaimana lagi?

Melihat Yuri yang hanya diam saja, Adelia mendengkus kasar, "Yaudahlah! Ayo pulang!" ujarnya sembari menarik lengan Yuri, namun gadis itu bergeming di tempatnya. Adelia menoleh ke belakang, "Kenapa lagi? Ayo pulang!"

Chasing of the Sun (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang