•••
Jeffrey melepas jas yang melekat ditubuhnya dan berjalan mendekati kasurnya, tangannya bergerak pelan menjambak rambutnya, bayangan saat dirinya mengungkapkan perasaannya pada Rose terus terputar di kepalanya.
Ia merasa keputusannya sangat gegabah. Bukankah itu terlalu cepat? Pantas saja Rose takut mendengarnya dan menolak.
"Abang!" pintu kamar pria itu tiba-tiba terbuka dan menampilkan adik perempuannya yang tengah berjalan ke arahnya.
"abang bantuin tugas Somi dong..."
Jeffrey memijat pelipisnya, "dek, kalau masuk kamar abang ketok dulu lain kali.."
"gimana kalau tiba-tiba kamu masuk, abang lagi ganti baju?"
Somi menyatukan dua jari telunjuknya, "tapi kan abang lagi gak ganti baju sekarang.."
"emang ngga sekarang, abang ngomongnya buat kapan-kapan.."
"ya, jangan kapan-kapan. Kan adek butuhnya sekarang.."
Jeffrey meringis, memang Somi adik satu-satunya yang paling cantik, penyayang, peduli dan sekaligus paling nyebelin.
"mana tugas nya?"
Somi tersenyum memamerkan deretan giginya kemudian menyodorkan buku tulisnya yang berlabel 'matematika' di depannya.
Keduanya duduk lesehan di lantai kamar Jeffrey. Jeffrey sibuk menjelaskan rumus pada Somi, sedangkan Somi sebisa mungkin fokus mendengarkan penjelasan yang diberikan Jeffrey.
"ngerti gak? Tuh udah abang kasih contohnya" Jeffrey menyerahkan pulpennya pada Somi
"ngerti..ngerti.." gadis itu mulai mengerjakan tugas nya dengan tenang sedangkan Jeffrey bersandar di sisi kasur.
Tangan pria itu bergerak meraba kasurnya untuk mencari keberadaan ponselnya, setelah ketemu, ia membuka aplikasi pesan dan mencari nama Roseline disana.
Roseline IPS
Kamu sdh makan?|
(delete)
Kamu gak sendirian|
kan dirumah?
(delete)
Sy minta maaf|
(delete)
Maafin sy|
(delete)
Kamu sdh tidur?|
Sent."HAHH!?"
Somi terlonjak saat mendengar pekikan Jeffrey yang tiba-tiba, buku tugasnya bahkan sampai tercoret.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Student That I Love [END]
Teen Fiction[a jaerosé fanfic] Roseline Azelia, si murid yang anti matematika, apalagi sama gurunya. Eh, tapi malah harus dihadapkan dengan guru matematika itu hampir setiap hari karena remedial terus-menerus. Namun, siapa yang menyangka kalau guru matematika i...