== The Student That I Love ==
•••
komen disetiap paragraf ya, biar aku semangat up nya:(
•••
Rose baru saja selesai beres-beres cafe sebelum tempat itu tutup. Gadis itu jalan ke loker tempatnya menyimpan barang-barang bawaannya.
Gadis itu meraih tas punggung kecil miliknya, memegangnya dengan satu tangan lalu tangannya yang lain bekerja menutup kembali pintu loker yang terbuka.
Gadis itu terkejut saat tiba-tiba tas punggung nya di ambil alih oleh seseorang. Ia hampir saja berteriak karena berpikir itu maling.
Tapi ternyata bukan.
"Kak Jef...Hampir aja gantian aku yang teriak maling!" Ujar Rose seraya mengusap pelan dada nya.
Jeffrey terkekeh.
"Ayo pulang"
"Pulang sama kakak?"
"Sama pocong"
"Serem dong"
"Iya sama saya lah..."
Rose mengekor di belakang Jeffrey, sementara pria itu jalan di depannya dan membukakan pintu mobil untuknya.
"Kangen mie ayam Mang Irwan gak?" Tanya Jeffrey ketika mereka sudah berada di dalam mobil.
Rose menganggukkan kepalanya
"Mau kesana?"
"Boleh"
---
"Mang Irwan!" Gadis itu berlari menghampiri Mang Irwan yang sedang menyiapkan pesanan pengunjung warung nya.
"Neng Oci?"
"Kemana aja neng! lama banget baru kesini"
"Sekarang Oci udah rajin sekolah nya, Mang..."
"Gak bolos-bolos lagi, makanya jarang kesini sarapan sama makan siang"
Mang Irwan tersenyum mendengarnya, "Gitu dong--biar jadi orang yang sukses, banggain orang tua..."
Rose tersenyum kikuk mendengar kata 'orang tua'
Gadis itu menggaruk tengkuknya.
Tidak berselang lama, Jeffrey ikut bergabung setelah selesai memarkirkan mobilnya.
"Mang, saya kayak biasa ya..."
"Siap, Den Jeffrey--Kalau neng Oci? kayak biasa juga?"
Rose mengangguk.
"Yaudah cari tempat duduk sana--nanti Mang Irwan antar pesananannya"
Rose mengabsen seisi warung untuk mencari meja yang kosong, sampai netra gadis itu menemukan satu meja yang kosong di pojokan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Student That I Love [END]
Teen Fiction[a jaerosé fanfic] Roseline Azelia, si murid yang anti matematika, apalagi sama gurunya. Eh, tapi malah harus dihadapkan dengan guru matematika itu hampir setiap hari karena remedial terus-menerus. Namun, siapa yang menyangka kalau guru matematika i...