Yuk bisa yuk nembus 100 komen
•••Kedua pipi gadis itu mendadak terasa hangat, dan saat ia berdiri didepan cermin, terlihat jelas kedua sisi tembem itu memerah seperti tomat.
Rose menggigit bibir bawahnya saat bayangan Jeffrey melumat bibirnya terputar kembali di kepalanya. Gadis itu melompat ke kasur dan menenggelamkan wajahnya ke bantal, "dua kali!!!!!"
"sialan, enak banget ciuman dia, bikin gak bisa nolak..."
Tok
Tok
Rose membenarkan posisi tidurnya dan menarik selimut sebatas lehernya, gadis itu membuat ekspresi tidur se natural mungkin.
"Oci?"
Rose mengulum bibirnya menahan tawa saat mendengar suara bibi memanggil namanya.
"hayo! Belum tidur kan?"
"Aaaa-bibiii" Rose membuka kedua matanya saat bibi mulai menggelitiki perut dan pinggangnya
"ih nakal ya kamu"
"ayo, siapa yang ajarin ciuman bibir?"
"Bi, sssttt" Rose bangun dari tidurnya dan menempelkan jari telunjuknya didepan bibir.
"nakal ih" Bibi mencubit gemas lengan Rose membuat gadis itu meringis.
"bi, jangan bilang-bilang mama sama papa ya? Pleaseee" Rose menyatukan kedua tangannya didepan wajah.
"berani bayar berapa?"
"ih si bibi, nanti Oci traktir seblak level bibir dower deh"
"janji loh?"
"janji" Rose menyodorkan jari kelingkingnya kemudian menautkannya dengan jari kelingking bibi.
"yaudah, sekarang tidur" Bibi menaikkan selimut Rose sebatas dada setelah gadis itu kembali merebahkan diri dikasur.
Saat mata gadis itu mulai terpejam secara perlahan, ia mulai teringat suatu hal
"EH IYA BELUM NGERJAIN TUGAS!"
---
Jeffrey tersenyum saat bayangan bibirnya dan bibir Rose beradu, terlebih saat gadis itu ternyata juga menikmati lumatan yang diberikan olehnya.
Drrrt
Drrrt
Ponsel pria itu berdering, dengan segera ia menerima panggilan itu dan menempelkannya ke telinga.
"Jeff?"
"kenapa Chaey?"
"lo sibuk gak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Student That I Love [END]
Teen Fiction[a jaerosé fanfic] Roseline Azelia, si murid yang anti matematika, apalagi sama gurunya. Eh, tapi malah harus dihadapkan dengan guru matematika itu hampir setiap hari karena remedial terus-menerus. Namun, siapa yang menyangka kalau guru matematika i...