TSTIL - 02. hukuman

9.6K 1.3K 169
                                    

Niatnya Rose mau kabur dari Jeffrey. Tapi ternyata guru rese itu berdiri dengan bersidekap dada seraya bersandar diambang pintu ruangannya.

"ekhem"

"eh, pak Jef? S-saya boleh ke kantin sebentar gak? Mau beli minum. Seret nih.." Rose memasang wajah semelas mungkin seraya mengusap lehernya.

"kantin di sebelah timur. Kamu mau ke parkiran kan? Mau kabur kan?"

"masuk" Jeffrey menggerakkan kepalanya sebagai isyarat agar Rose segera masuk ke ruangannya.

Rose berdecak dan menghentakkan kakinya. Tidak ada pilihan lain selain mengikuti perintah gurunya itu.

"mana yang harus saya koreksi? Saya buru-buru pacar saya udah nunggu.." ujar Rose sesaat setelah gadis itu mendudukkan dirinya di kursi.

Jeffrey yang sedang mencari file jawaban ujian murid kelas 10 di dalam sebuah rak, tiba-tiba menghentikan kegiatannya dan berbalik badan memandangi Rose yang nampak gelisah di kursi tamu yang memang tersedia di ruangannya.

"saya gak bilang setelah kamu bantu saya koreksi hasil ujian anak kelas 10, kamu boleh pulang..." Jeffrey kembali mengobrak-abrik rak, melanjutkan kegiatannya yang tertunda tadi.

Rose yang mendengar itu tidak dapat menahan amarahnya lagi.

Wajah gadis itu memerah, kedua tangannya terkepal kuat hingga kuku-kukunya memutih.

Rose berjalan menghampiri Jeffrey dan memukul rak dihadapannya.

"bapak gaboleh semena-mena dong! Saya murid bukan asisten bapak!"

"kalau gitu, kamu mau jadi asisten pribadi saya?" Ujar Jeffrey tanpa mengalihkan pandangannya.

Rose melongo mendengar pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh gurunya.

"wah, sinting nih guru.." gumam Rose pelan. Namun ternyata pendengaran tajam Jeffrey masih mampu mendengarnya.

"hm?" guru matematika itu berbalik dengan setumpuk kertas ditangannya, menatap Rose yang sekarang gelagapan.

"ng-ngga..m-mana yang harus di koreksi?"

---

Rose pikir, penderitaannya akan berakhir setelah dirinya selesai mengoreksi semua hasil ulangan adik-adik kelasnya.

Namun dugaannya salah, Ia masih harus mendikte satu per satu nilai yang sudah diperiksanya, untuk Jeffrey input ke daftar nilai di laptop milik guru rese itu.

"next.." jemari Jeffrey sudah siap diatas keyboard laptopnya untuk menginput nilai murid selanjutnya. Namun tidak ada respon dari Rose.

Jeffrey menutup setengah layar laptopnya dan menemukan Rose yang tertidur dengan kepala diatas meja dan satu lengannya sebagai tumpuhan kepalanya.

Tanpa sadar sebuah senyuman terukir dibibir Jeffrey.

Ia melepaskan jasnya dan berjalan kesamping Rose. Menyampirkan jas nya dibahu gadis itu.

Namun rupanya aksinya itu malah membangunkan gadis itu.

Jeffrey menarik kembali jasnya dan berdehem agar tidak terasa canggung.

"ngh--udahan pak?" Rose meregangkan otot-otonya dan mengucek matanya.

"belom..kamu malah tidur!"

"ayo lanjutin, saya juga sibuk banyak kerjaan lain.."

Rose memicingkan matanya, mentap curiga gurunya itu.

"apa liat-liat!?"

"bapak mau macem-macem ya tadi?" Rose semakin memicingkan matanya.

The Student That I Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang