TSTIL -29. Masih Kalah Jauh

4.4K 891 153
                                    

Rose tidak tidur semalaman, mengakibatkan gadis itu diserang rasa kantuk yang luar biasa di pagi hari. Teman-temannya sudah bersiap untuk berkumpul karena telah di perintahkan oleh panitia acara. Sedangkan Rose masih bermalas-malasan di tempatnya, "Oci, cepetan--mau di amuk Pak Jidi lo?"

"gue tidur bentar boleh gak? gue bener-bener gak bisa tidur semalaman..." keluh Rose yang hampir kembali rebahan kalau saja Lisa tidak menahan tubuhnya dan menariknya untuk berdiri.

"cuci muka, pasti langsung seger"

Rose berdecak, "iya-iya!"

"yaudah kalian keluar duluan--nanti gue susul"

"jangan sampai tidur lagi ya"

Rose mengangguk seraya membentuk 'ok' dengan jarinya. Dalam hati, gadis itu tersenyum senang karena memang niatnya setelah teman-temannya keluar, Rose akan tidur sebentar.

Jujur, rasa kantuknya tidak tertahankan lagi.

Sial bagi Rose yang niat awalnya hanya ingin memejamkan matanya sebentar malah bablas, Rose mengucak matanya dan seketika tersadar saat merasakan hawa di dalam tenda mulai terasa panas yang berarti hari sudah semakin siang, "waduh!"

Rose buru-buru merapihkan penampilannya dan membuka dengan ragu penutup tenda nya.

Dapat gadis itu lihat, punggung orang-orang yang berbaris membelakanginya, niatnya gadis itu ingin diam-diam masuk ke barisan namun rupanya ada Pak Agung yang melihatnya, "Roseline Azelia.." panggil Pak Agung dengan suara yang besar membuat seluruh mata disana memandang ke arah Rose.

"aduh" rutuk Rose dalam hati.

Gadis itu menyembunyikan kedua tangannya dibelakang tubuhnya dan tersenyum semanis mungkin ke arah Pak Agung.

"nggak di sekolah, nggak lagi camping--hobi banget kamu telat!"

"sana kamu ambil perlatan buat games nanti"

"dimana, pak?"

"di rumah saya"

"YA DI DAPUR UMUM ROSELINE......"

Rose tersentak mendengar suara Pak Agung yang melengking, gadis itu mendengus dan dengan malas berjalan menuju dapur umum untuk mengambil peralatan yang di suruh oleh Pak Agung.

Sampai di dapur umum, Rose dibuat kebingungan. Pasalnya yang gadis itu lihat hanya peralatan memasak, tidak ada peralatan untuk bermain, "ngawur nih, Pak Agung" ujar Rose sambil melihat-lihat satu per satu isi dari kotak yang ada disana hingga akhirnya gadis itu melihat sebuah kotak yang diberi keterangan 'untuk games'

Dengan yakin, Rose mengangkat kotak tersebut tanpa berpikir bahwa kotak itu lumayan berat sehingga membuat gadis itu kehilangan keseimbangan, "a-ah" namun seseorang dengan sigap membantu gadis itu menahan kotak tersebut yang hampir terjatuh, "hati-hati..."

"Kenapa diam aja? Berat ya?" tanya orang itu, Jeffrey. Saat Rose hanya terdiam di tempat menatap ke arahnya.

Saat tangan Jeffrey bergerak untuk membantu Rose mengangkat kotak tersebut, gadis itu justru menghindari Jeffrey, "saya bisa sendiri kok--saya gak lemah" ujar Rose yakin.

Jeffrey hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.

Baru beberapa langkah berjalan, kaki Rose tidak sengaja tersandung oleh kaki meja akibat kotak yang gadis itu bawa terlalu besar. Membuat Rose kehilangan keseimbangannya dan terjatuh beserta kotak yang ia bawa, "aw"

Rose mengusap lututnya yang sedikit lecet akibat bergesekan dengan tanah yang cukup kasar.

Rose berbalik dan menatap tajam ke arah Jeffrey saat menangkap basah pria itu tertawa tanpa suara dan bukan malah menolongnya, "apaansih--kok malah di ketawain!?"

The Student That I Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang