Sungguh aku tidak bosan dengan dirinya. Menulis kata sepanjang tanah Jawa, mungkin aku rela. Dirinya nyawa juga racun dunia, racun dunia yang membuatku di perbatasan gila.
Kamu diam, aku muram
Kamu berkata, aku tertawa
Kamu pergi, aku sendiri
Aku berdiri, kamu kembaliTakdirmu adalah aku
Meski kamu tidak berlabuh denganku
Jangan kayuh sampanmu menjauh
Karena aku selalu rapuhAku raga yang meminta nyawa
Segenap nyawamu, adalah jiwaku
Nyawa dan jiwa pasti bersama
Meski dunia tidak menjadi bedaTumpahkan cintamu
Tuntaskan dahagaku
Dengan sungguh aku bersimpuh
Mohon kembalikan desiran itu..***
Haii readers! Bagaimana kabar hatimu?
Apakah sehat seperti fisikmu?
Ku harap keduanya sehat selalu.. ^^Please, jangan bosen dengan kalimat terima kasih ku ini.. karena semakin hari readers nya bertambah dan, AKU SENANG.!! :D
"TERIMA KASIIIIHH SUDAH BERSEDIA MEMBACA".. :D
Dan terima kasih juga untuk yang sudah suka & nge-vote tulisan ini..
Well, semoga hari kalian menyenangkan!Awali segalanya dengan doa, karena senjata dunia bukan hanya dengan usaha! ^^
Have a nice Wednesday!
*Love Love*11.02.2015
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Garis
PoetryAku hanya kembali pada titik awal. Jika kau beranggapan aku pergi, kau salah besar. Aku masih disini, berdiri di belakang sebuah garis yang sudah jelas terbentang. Garis yang menyadari bahwa kamu dan aku tidaklah sama. Ku akui, aku pernah melampaui...