Aku mengerti, mengapa kabut enggan wangi
Aku mengerti, mengapa angin tidak bernyanyi
Aku mengerti, mengapa hujan membawa awan
Aku mengerti, mengapa diam menjadi cobaan
***
Satu waktu adalah aku
Dua waktu adalah kamu
Tiga waktu menjemput aku
Empat waktu di ujung nadimu
***
Tanpa ada menjadi tidak
Tanpa nyata terdapat maya
Tanpa dunia tetaplah fana
Tanpa asa kamu di perdaya
***
Aku menunggu di antara jingga
Juga antara semilir angin surga
Matikah aku mengiba padamu?
Dengan segala luka rindu yang masih utuh
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Garis
PoetryAku hanya kembali pada titik awal. Jika kau beranggapan aku pergi, kau salah besar. Aku masih disini, berdiri di belakang sebuah garis yang sudah jelas terbentang. Garis yang menyadari bahwa kamu dan aku tidaklah sama. Ku akui, aku pernah melampaui...