Kamu bisa mengutip darimana pun tentang sebuah tulisan. Bahkan kamu bisa menulisnya kembali, kemudian kamu akui sebagai karyamu. Tapi, apakah kamu juga bisa menulis semuanya dengan perasaan?
Aku menulisnya sebagai luapan rasa yang kerap bergelayut di pikiranku. Tanpa tujuan sebuah puji atau janji. Aku terlampau sadar dengan keterbatasanku. Maka yang ku tulis pun sangat terbatas dan mungkin sangat amat sederhana.
Sekelebat ingatan kerap datang saat aku berusaha terpejam. Contohnya seperti sekarang ini, aku menuliskan apa yang sebenarnya aku tidak tahu.
Aku hanya menuruti keinginan hati untuk menggerakkan jari-jariku di atas keyboard ini. Jika kamu bosan dengan coretanku ini, kamu bisa menutupnya.
***
Ambang batasku masih terlampau jauh, namun gunung hatiku tak bisa lagi di pijak. Gemuruhnya terdengar, getarannya pun sangat terasa. Ia siap meletus, menumpahkan semua isinya, lahar kerinduan.
***
Intip tulisanku yang lain ya.. judulnya "KALA".. coretan yang lebih absurd dari ini.. hahaha..
26.10.2015
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Garis
PoetryAku hanya kembali pada titik awal. Jika kau beranggapan aku pergi, kau salah besar. Aku masih disini, berdiri di belakang sebuah garis yang sudah jelas terbentang. Garis yang menyadari bahwa kamu dan aku tidaklah sama. Ku akui, aku pernah melampaui...