Monolog Hati

2.3K 53 10
                                    

Mungkin akan terdengar gila dan serakah jika satu hati memiliki dua pemilik. Namun apa dayaku untuk menolaknya? Ah maaf, bukan menolak, tetapi memang pintu itu selalu terbuka dan menerima dirinya, selalu.

Ini masih tentang Dia dan Dirinya. Dia yang ada pada saat ini, dan Dirinya yang sudah ada dari masa lampau. Bahkan terlampau jauh sampai hatiku dan Dirinya saling berlabuh dalam kurun sembilan tahun.

Ini tentang Dirinya, yang bagiku terlalu sulit untuk mengabaikannya.

Ini tentang Dirinya, yang setia mencintai aku setulusnya.

Ini tentang Dirinya, yang walau  jarang bersua, namun hati kami saling berbicara.

Ini tentang Dirinya, yang walau pun kami saling mencoba lupa, namun sungguh kami tak bisa. Karena kami adalah Aku dan Dirinya.

"Mengapa kau tidak menutupnya saja dan fokus pada Dia?"

Karena memang aku tidak bisa mengingkari keberadaannya.

"Mengapa kau tidak menjauh saja dari Dirinya?''

Aku sudah mencoba, namun Dirinya mendekapku sangat erat.

"Mengapa tidak kau selesaikan urusanmu dengan Dirinya sebelum bertemu dengan Dia?"

Sungguh aku ingin menyelesaikannya, namun sang waktu terlanjur mengikatku.

"Mengapa kau begitu serakah?"

Demi Dia dan Dirinya, aku akan serakah.

"Mengapa kau tidak melepaskan dirinya saja, sedangkan di sisimu sudah ada Dia?"

Karena hatiku telah tertambat padanya, begitu pun dengan hatinya yang hanya ada aku.

"Mengapa kamu menyia-nyiakan Dia?"

Aku tidak menyia-nyiakan Dia, karena Aku dan Dia akan berakhir bersama.

"Lantas siapa yang kamu cintai?"

Mereka. Ya, aku sangat mencintai mereka.

***

24.01.2015

Sebuah GarisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang