Lalu

3.7K 76 2
                                    

Dan aku merindu yang lalu, saat waktu memerangkap aku dan kamu. Saat semuanya begitu mudah, tanpa ada masalah dan hanya ada tawa. Aku menantimu pulang, namun dalam enam bulan, kau bagai orang yang tak ku kenal. Kemanakah jiwamu yang selalu merinduku itu, duhai separuh jiwaku?

Sungguh aku bahagia mengetahui dirimu kembali, namun mungkin aku salah, karena sesungguhnya hatimu tidak kembali. Dimana kamu meninggalkan hatiku? Di jurang nestapa, atau jauh di di ujung mega? Jawab aku dengan lisanmu, bukan dengan waktu.

Waktu terlalu jahat memisahkan kamu dan aku. Tetapi yang paling jahat, adalah sikapmu yang mendiamkan aku. Dapatkah aku menjawab diam mu? Tentu jawabannya tidak wahai separuh jiwaku.

Sungguh aku tidak pandai menyimpan semua ini, karena aku sudah terlanjur jatuh padamu. Aku rapuh sayang, aku butuh sandaran. Jiwaku ini punyamu, tapi mengapa tidak begitu denganmu?

Tahukah kamu, aku meniti jejak kenangan yang kita tinggalkan dulu. Jejak yang mungkin sudah tersapu tanah, tapi aku yakin, pijakan kita tetap ada. Yang lalu mungkin berlalu, tapi aku berharap semoga waktu dapat memihakku.

Dalam waktu yang semakin berkurang.

Sebuah GarisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang