Jiwamu merapat dalam ketiadaan..
Perlahan tersingkir gelombang zaman..
Redup sukmamu yang berbunga pilu, Kini terkoyak di telan waktu..
Hilang..
Hatimu hilang di padang gersang tergerus fatamorgana..Perih..
Saat sang bayu membawa bulir-bulir mutiara harta sahara..Sakit..
Dalam seonggok raga yang mengukir dosA dahaga cinta..Terangmu yang semakin jauh, tak akan terenggut dalam sekali rengkuh..
Jiwamu yang bebas, kini sudah mulai terlepas..
Kini, ingatkah engkau pada budak rindu yang terselip kalbu?
Yang berharap kau rindu walau hanya seujung kuku?
Atau kau telah lupa bahwa budak ini yang memperkenalkan cinta?
Jika benar dirimu lupa, lekas bacakan padaku sebuah mantra neraka..
Dari Budak rindu yang terpenjara bagai benalu..
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Garis
PoetryAku hanya kembali pada titik awal. Jika kau beranggapan aku pergi, kau salah besar. Aku masih disini, berdiri di belakang sebuah garis yang sudah jelas terbentang. Garis yang menyadari bahwa kamu dan aku tidaklah sama. Ku akui, aku pernah melampaui...