Ku tak akan mengemis cintamu, terlebih memintamu kembali padaku. Hasratku memang masih berkobar, namun merelakan dirimu adalah kemungkinan yang benar.
Jangan, jangan pandangi aku seperti itu sayang. Aku tidak butuh pandangan mata teduhmu, pun tidak butuh keringanan hatimu tuk mencintaiku.
Kan ku pastikan hatiku cukup tegar tuk merelakanmu, maka pastikan diriku pula bahwa hatimu memang masih tercantum diriku. Sungguh ku tak akan mengganggu, namun biarkan aku tetap melihatmu dan jangan menjauh.
Tidak, tidak dengan memilikimu ... karena cepat atau lambat, hatimu pasti kan tertambat.
Mahligaimu kan tetap indah, meski bukan diriku di dalamnya. Cintamu kan tetap sempurna, meski bukan tangan ini yang menggenggam dunia.
Dendangkan cinta ...
Gemakan asa ...
Lara kita kan menyatu di udara ...
Dalam kidung Tuhan, yang tak kan membiarkan kita rapuh bersama ...Kidung rinduku kan sampai padamu, meski butuh banyak malam tuk berlabuh..
***
22.02.2015
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Garis
PoetryAku hanya kembali pada titik awal. Jika kau beranggapan aku pergi, kau salah besar. Aku masih disini, berdiri di belakang sebuah garis yang sudah jelas terbentang. Garis yang menyadari bahwa kamu dan aku tidaklah sama. Ku akui, aku pernah melampaui...