Yang Tak Tercapai • 65

675 182 20
                                    

Meski kepalanya masih terasa pengar, Noah tidak lagi menghabiskan lebih dari dua per tiga harinya dengan tidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meski kepalanya masih terasa pengar, Noah tidak lagi menghabiskan lebih dari dua per tiga harinya dengan tidur. Sudah berhari-hari ia terbaring di rumah sakit, menambah angka pada ketidakhadirannya di sekolah karena alasan yang didukung surat-surat dokter itu.

Sejak dua hari yang lalu, setiap kali ia terbangun di pagi hari, ada setumpuk buku catatan dan materi. Ia hampir lupa jika dirinya sudah di tahun terakhir SMA. Namun, waktu istirahatnya yang masih harus dipotong seperti ini, ditambah kedatangan laki-laki muda yang katanya adalah pengajar privatnya—sejak dua hari yang lalu juga—hanya membuat Noah ingin mengambil napas lebih dalam dari waktu kapan pun dalam hidupnya.

Segala macam ujian ada di depan mata. Try out berulang-ulang, ujian sekolah, ujian nasional, UTBK kalau Noah tidak masuk kuota pemeringkatan pemenang kesempatan mengajukan nilau untuk SNMPTN.

Pengumumannya hari ini.

Perut Noah terasa mulas saat memikirkannya. Sejak ia membuka mata hari ini, lidahnya tak mau merasakan sarapan, benar-benar tak ada rasanya. Laki-laki pengajar pribadinya mungkin tak punya dosa apa-apa, dia dibayar oleh orang tuanya untuk mengejar ketertinggalan selama masa pemulihan dari sakitnya. Akan tetapi, Noah ikut kesal juga pada laki-laki berambut klimis dan serba rapi itu.

Kemarin, Nirvana sempat berkomentar soal itu. Dia bilang, kedua orang tuanya seakan-akan tidak mendengar. Memangnya apa lagi yang akan mereka lakukan?

Noah menghadapi soal simulasi try out Bahasa Indonesia di hadapannya dengan pikiran kalut. Ia bahkan tak bisa menjawab pertanyaan sesederhana gagasan utama suatu paragraf. Di tempat tidurnya disediakan meja lipat, tangan Noah melipat di atasnya dan ia meletakkan kepalanya terbenam di sana.

Jika ia lolos, Noah memang belum tentu lolos. Namun, bila sebaliknya, Noah tahu orang tuanya akan marah besar. Sangat besar. Sekarang saja ia bisa membayangkan kalimat-kalimat yang akan mereka ucapkan.

Kamar rumah sakit tempatnya beristirahat sepenuhnya hening. Ponselnya berdenting, tangan Noah yang lunglai mengambil ponsel di nakas dan mengintip notifikasi dari layar terkunci. Berat badan Noah turun lebih dari lima kilogram, rambutnya banyak yang rontok, kantung matanya gelap dan seakan menjadi cekung.

Nirvana biasanya datang di sore hari. Dia akan datang dengan cerita-cerita aneh di kantor firma hukum tempatnya bekerja, entah dia reka sendiri atau benar-benar terjadi.

"Dua hari yang lalu, ada yang beli barang online berupa lingerie dan alamat kirimnya ke kantor. Padahal dia laki-laki," ceritanya suatu waktu.

"Mungkin buat istrinya." Noah menyahut seadanya, menunggu Nirvana bantu mengupaskan apel.

"Dia belum nikah."

"Pacar."

"Pacarnya laki-laki juga."

Noah saat itu hampir tersedak ludahnya sendiri.

Bad Boys Darling ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang