Banyak Yang Berpindah • 75

666 170 13
                                    

Warning: part of suicid*l scene

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warning: part of suicid*l scene.

***

"Noah, ini udah terlalu malam."

"I'm ok." Jawaban itu keluar dari mulut Noah begitu cepat, jawaban yang sama sejak dua jam lalu.

Nirvana melepaskan napas berat. Beberapa hari ke belakang bukan sesuatu yang mudah bagi mereka, terutama Noah. Wajah adik laki-lakinya itu tetap pucat, masih harus ditambah luka diujung bibir. Ketika Noah melepaskan semua amarah yang terpendam pada dirinya pada Baskara, hampir tidak mungkin Baskara diam saja--selain kata-kata menyakitkan yang dia ucapkan.

Satu pukulan dan beberapa tamparan lebih dari cukup membuat Noah sampai pada tahap bukan hanya membenci ayahnya, tetapi juga berharap mereka tak akan pernah bertemu lagi.

"Kalau ngantuk, nanti gue balik ke kamar." Noah menatap Kayla lagi. Akan sangat lama, akan tak putus-putus. "Sorry," lanjutnya.

"You don't need to say sorry." Nirvana melangkah ke arah Noah, menepuk pundaknya sebanyak dua kali. "Mulai sekarang, gue yang bakal ngurus lo."

"Dia ngusir gue, ya?"

"Siapa?"

"Bokap lo."

Nirvana memberi keheningan dibanding jawaban yang jelas. Tangannya terlipat di dada, matanya memandang Kayla juga. Diamnya kakaknya itu membuat pikiran Noah kalang kabut, topik-topik lain ingin diperhatikan pikiran Noah yang selalu sibuk.

Marshal menceritakan semuanya dengan kata demi kata yang selalu mampu membuat dentuman-dentuman nyeri pada dada Noah.

Jadi itu alasannya mengapa senyuman tulus Kayla lenyap. Binar indah pada matanya juga, antusias pada setiap langkahnya juga. Pertanyaan-pertanyaan di balik kedok karangan cerita pendek di kelas Bahasa Indonesia dulu, ekspresi muram dan awan gelapnya yang terus memiliki badai. Mimpi itu bukan sekadar bunga tidur.

"Menurut lo, dia bakal nuntut gue nggak?" Pertanyaan itu kembali pada ia dan ayahnya.

"Nggak bakal, yang buka suara bukan lo. Lagian masih jadi sorotan di media, kalau nambah masalah lagi ya, masalahnya tambah panjang."

"Then he will stop all of the supports. Financial, probably. Karena soal yang lain udah nggak peduli dari dulu."

"Entah. Dan Noah, kan gue bilang gue yang bakal ngurus lo."

"Si Mick gimana?" Sedetik setelahnya, Noah tiba-tiba diliputi amarah yang memuncak. Ia ingat Mick pernah melakukan tindakan serupa terhadap salah satu pengikut sosial medianya dan Baskara menutupi perkara itu.

Bukan Noah yang sampah, Kayla pun tidak. Orang-orang seperti Baskara dan Micklah yang pantas disebut tanpa guna.

"Nggak tahu, ya. Gue nggak deket sama dia."

Bad Boys Darling ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang