Sore ini penuh dengan kesedihan. Bahkan langit pun menunjukkan aura mendungnya.
"Bun, udah. Pulang dulu yuk udah mau hujan nih" ucap Robert sambil menenangkan istrinya.
Liza pun mengangguk, "Urel, bunda pulang dulu ya? Besok bunda kesini lagi" ucapnya lalu mencium nisan putrinya diikuti oleh suaminya. Lalu mereka pun pamit.
"Rena, ayo kita pulang. " ajak ortu Rena pada putrinya yg masih menangis tersedu-sedu.
"Iya yah. Aurel, semoga lo bahagia disana. Gue bakal sering-sering kesini kok" ucapnya sambil mengelus nisan sahabatnya diikuti oleh Varel. Lalu keluarga Rena dan Varel pun pulang.
Zay yg sedari tadi bersembunyi dibalik pohon pun mendekat karna sudah sepi, ia berjongkok di sebelah nisan gadis yg ia cintai sekaligus ia sakiti, "Maafin gue Rel. Gue sadar dengan apa yg gue lakuin. Gue cinta sama lo, tapi dengan bodohnya gue nyakitin orang yg gue cintai. Maaf maaf maaf" ucapnya sambil meneteskan air matanya. Diikuti oleh hujan yg turun dengan deras, membuat dirinya basah kuyup.
"Gue pulang dulu, gue harap lo maafin gue" ucapnya tersenyum miris. Lalu pergi meninggalkan makam.
>Esoknya
Lion, Lina , Zay mendatangi rumah Aurel berniat untuk meminta maaf. Kebetulan saat itu Varel juga sedang berkunjung ke rumah Rena. Reza baru saja pulang semalam begitu mendengar kabar dari adiknya bahwa kekasihnya meninggal. Ia sangat terpuruk lalu bergegas pulang malam itu juga. Reza pun sudah mengenal Varel. Mereka bertiga berkunjung ke rumah Aurel.
Kini mereka semua termasuk ortu Aurel sedang berada di ruang keluarga.
"Em sebelumnya kedatangan kami kesini untuk meminta maaf atas kelakuan anak kami" ucap Lion-Papa Zay.
"Iya kami juga tidak menyangka anak kami akan bertindak seperti itu" ucap Lina merasa tak enak.
"Maaf kalian bilang? Apa dengan maaf kalian bisa mengembalikan putriku? " ucap Robert dingin.
Liza pun mengelus punggung tangan suaminya, "Iya nggapapa, lagipula semua ini sudah takdir" ucapnya. Robert pun hanya diam tak ingin berkata lagi.
"Maafkan saya om, tante, dan semuanya. Saya menyesal" ucap Zay sambil menunduk.
Tiba-tiba Reza mendekat dan memukulinya mendadak.
Bugh
Bugh
"ITU BUAT LO YG UDAH NYAKITIN PACAR GUE! " ucapnya. Rena pun menghampiri nya dan membawanya ke sofa kembali. Memeluknya agar tenang.
"Maaf maaf" ucap Zay menyesal.
Setelah itu Robert tiba-tiba mendapat telfon dari sekretaris nya. Ia pun pamit menuju ke kantor nya. Sedangkan Reza ia pamit pulang menenangkan dirinya. Zay pun pamit ingin mengunjungi makam Aurel.
"Varel dan... " ucap Lina.
"Rena , tante" ucap Rena memperkenalkan dirinya.
"Ah iya kalian. Tante mau minta tolong. Tante tau kalian pasti kecewa sama Zay, tante tau kalian pasti benci sama dia. Tapi tante mohon, tante ingin kalian tetep jadi temannya, selalu ngawasin dia. Tante ngga mau kejadian ini terulang lagi. Tante mohon" ucap Lina dengan tatapan memohon.
Varel dan Rena pun saling pandang, lalu kembali menatap Lina.
"Iya tante, kami ga akan biarin kejadian ini terulang lagi" ucap Rena tulus.
"Makasih kalian anak yg baik" ucap Lina tersenyum.
Setelah itu mereka menjalani hari-hari seperti biasa. Reza, ia sangat terpuruk,ia memutuskan kembali ke Aussie sampai kuliah.
Pernah suatu ketika Zay menyukai adik kelasnya saat mereka sudah menaiki kelas 9. Ia tidak suka, orang yg ia cintai disentuh cowo lain. Padahal ia sendiri bukan siapa-siapa. Ia memukuli cowo itu yg notabene nya adalah pacar dari adik kelas yg ia suka itu. Varel dan Rena pun melerainya. Mengingatkan nya pada kejadian satu tahun lalu. Seketika Zay tersadar, ia tak mau mengulangi kejadian itu lagi. Ia tak mau. Akhirnya ia pun meminta maaf dan tidak mengganggu mereka lagi. Varel dan Rena pun lega, mereka berdua merahasiakan hal ini dari Lion dan Lina. Karna bagaimanapun Zay sudah sadar dan tidak mengulanginya lagi.
Flashback off
"Jadi gitu ceritanya" ucap Varel.
Aurora pun tercengang, ia tidak takut pada Zay. Ia hanya khawatir Zay melukai Cio nya.
"Makanya gue nasehatin sebaiknya lo hati-hati. Pacar lo juga" ucap Rena yg diangguki Varel.
Aurora pun mengangguk, "Pasti, makasih atas infonya" ucapnya tersenyum tipis.
"Sama-sama" ucap Varel dan Rena serempak.
Lalu mereka pun melanjutkan obrolan mereka, saat sudah pukul 21.00 mereka pun pulang.
Sesampainya di apart, Aurora melihat abangnya tertidur di kamarnya. Ia pun mengganti bajunya dengan piyama biru miliknya. Ia duduk di pinggir ranjang dan mengambil ponselnya menghubungi seseorang.
"Halo, kenapa bos?" ucap seseorang diseberang sana.
"Gue mau mulai besok beberapa anggota jagain Cio dari jauh. Jangan sampai lalai" ucap Aurora datar.
"Oke siap! " ucapnya.
Lalu Aurora pun mematikan telfonnya sepihak dan berbaring memeluk abang nya. Tak lama ia pun masuk ke alam mimpi.
.
.
.
.
.
.
.
Follow yg blum:)
Vote nya ya
KAMU SEDANG MEMBACA
RACIO BadGirl & Childish Boy -END-
Teen Fiction(SUDAH DIREVISI) FOLLOW AKUN AUTHOR DULU:) Cerita seorang bad girl yg bar-bar, suka balapan, tawuran. Entah sudah berapa kali ia memasuki ruang BK. Memiliki seorang pacar yg cengeng, manja dan childish. "Hiks hiks huaaaa" "Ad-duh duh jangan nangi...