Chapter 7 (Revisi)

29K 2.7K 7
                                    

Flashback on

Alan berjalan tanpa arah, ia tak tau harus kemana. Saat malam tiba, ia sedang duduk di depan sebuah toko, lalu tiba-tiba ada seorang wanita paruh baya mendekati nya,

"Kamu siapa nak? Ngapain disini? " tanya wanita tersebut.

"A-aku diusir dari rumah" ucap Alan lalu ia menceritakan semuanya. Wanita itu pun iba,

"Kalo gitu kamu ikut saya aja, kamu bisa panggil saya Ibu Fira" ucapnya sambil tersenyum tulus.

"Beneran? Emang gapapa? " ucap Alan ragu, wanita itu pun terkekeh.

Lalu Alan pun ikut bersama Fira menaiki taksi menuju ke rumahnya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

2 jam mereka pun sampai,

"Maaf ya nak, rumah Ibu pasti jauh berbeda dari rumah kamu" ucap Fira tak enak.

"Gapapa kok Bu, Ibu mau nerima aku aja alhamdulillah" ucap Alan tersenyum. Lalu mereka pun masuk.

Fira adalah seorang janda, ia memenuhi kebutuhan hidupnya dengan bekerja di sebuah Cafe.
Bertahun-tahun Alan hidup berdua bersama Fira. Suatu ketika tiba-tiba Fira pingsan dengan darah yg keluar dari hidungnya. Alan yg melihatnya pun terkejut dan segera membawanya menuju ke RS terdekat dengan menaiki taksi. Sesampainya disana Alan menunggu Fira yg tengah diperiksa oleh dokter.

Ceklek

"Gimana keadaan Ibu saya dok? " tanya Alan.

"Ibu Fira memiliki penyakit leukimia stadium 3" ucap dokter itu. Alan pun terkejut tak percaya. Ia pun segera masuk meninggalkan dokter itu ke dalam ruangan dan melihat sang Ibu sudah sadar tengah tersenyum lemah terhadapnya.

"I-bu kenapa ga p-pernah bilang punya p-penyakit ini? " ucap Alan terbata-bata sambil menangis.

"Maaf nak, Ibu tak mau kamu khawatir. " lirih Fira.

Esoknya Fira sudah diperbolehkan untuk pulang, saat sedang dikamar , tiba-tiba Alan mengetuk pintunya dan duduk di pinggir ranjang melihat sang Ibu terbaring lemah.

"Bu, biar Alan aja yg gantiin ibu kerja" ucap Alan dan Fira pun terkejut.

"Gak usah nak, kamu fokus sekolah saja, soal biaya nanti ibu pikirkan" tolak Fira halus.

"Gak! Pokoknya ibu ga boleh kecapean, istirahat aja biar aku yg kerja, titik! " ucap Alan tak terbantahkan lalu keluar dari kamar Fira, Fira pun hanya menghela napas.

Seperti ucapannya kemarin, Alan mulai bekerja menggantikan Fira. Ia berangkat setelah pulang sekolah.

------------------------------------------

>Suatu hari

Seperti biasa Alan bekerja di Cafe setelah pulang dari sekolah. Kini ia sedang bersiap-siap. Setelah merasa cukup ia menuju ke kamar Ibunya.

Ceklek

Terlihat seorang wanita paruh baya tengah terbaring lemah. Sungguh, meskipun bukan Ibu kandung, Alan sangat sedih dengan keadaannya. Ia lah yg selalu merawat Ibunya.

"Bu, Alan mau berangkat dulu. Ibu jangan kemana-mana, mau nitip sesuatu gak? " ucap Alan sambil mendudukkan pantatnya di pinggir ranjang.

Fira pun tersenyum, "Ibu cuman mau kamu balik dalam keadaan baik-baik aja. Oh iya nak, makasih ya udah mau ngerawat ibu, makasih kamu menerima ibu apapun keadaannya. Maaf kalo ibu belum bisa membalas kebaikan kamu. Jaga kesehatan, semoga kamu bahagia selalu" ucapnya tulus.

Alan bingung, tak ada hujan tak ada petir tiba-tiba ibunya berkata seperti itu, seolah-olah ia mau meninggalkan dirinya. Namun ia segera menepis pikiran negatif itu, "iya bu, Alan juga makasih banget karna ibu udah mau nampung Alan disini. Kalo gada ibu entahlah apa yg bakal terjadi sama Alan. Kalo gitu Alan berangkat dulu, Assalamu'alaikum" ucap Alan sambil menyalimi ibunya.

"Wa'alaykumsalam"

Alan pun sampai di Cafe tempat nya bekerja itu, tak terlalu jauh dari rumah jadi ia terbiasa jalan kaki.
Ia bekerja seperti biasanya, namun sedari tadi ia merasa tak enak, seperti akan ada sesuatu buruk yg terjadi, ia pun segera menepis pikiran buruk itu dan cepat-cepat menyelesaikan pekerjaannya dan pulang.

Kini Alan sedang dalam perjalanan pulang menuju rumahnya. Setelah sampai ia membuka pintu dan mendengar suara pecahan dari arah dapur,

Prang

Ia pun berlari ke arah dapur dan melihat Ibunya terjatuh tak sadarkan diri dan jangan lupakan pecahan piring yg sudah berceceran akibat pecah tadi. Ia pun panik dan segera membawanya ke RS terdekat dengan menggunakan taksi.

"DOKTER SUSTER TOLONG IBU SAYA! " teriaknya begitu sampai disana.

Para suster pun menghampirinya dan Alan pun meletakkan Ibunya di atas brankar, ia pun mengikuti para suster yg membawa ibunya itu. Fira pun dibawa ke dalam ruang ICU,

"Mohon untuk tunggu diluar" ucap dokter.

Alan pun duduk menunggu di depan ruang ICU. Ia sangat khawatir takut terjadi apa-apa pada ibunya itu.
1 jam kemudian dokter keluar dengan raut wajah yg sulit diartikan,

"Gimana keadaan ibu saya dok? Baik-baik aja kan? " tanya Alan khawatir.

"Maaf, sepertinya Tuhan lebih menyayangi Ibu anda. Penyakit leukimia nya sudah menyebar dan tidak ada yg bisa kami lakukan lagi. Sekali lagi maaf, saya akan mengurus jenazahnya sekarang. " ucap dokter lalu meninggalkan Alan yg masih termenung.

Bagai disambar petir, Alan tak percaya dengan kenyataan yg menimpanya saat ini. Ia pun masuk dan melihat sang ibu yg sudah tertutup kain putih.

"I..bu.. " lirih Alan.

"Kenapa ninggalin Alan? Ibu udah ga sayang sama Alan? Alan sayang banget sama Ibu, kenapa ibu ninggalin Alan sendiri? Alan gak yakin bakal sanggup menjalani semuanya tanpa ibu.. " ucap Alan sambil meneteskan air matanya.

Sore ini Fira sudah dimakamkan, dan kini Alan tengah menangis disebelah makam ibunya. Para tetangga terdekat pun ikut serta mendoakan Fira,

"Hiks.. Semoga ibu bahagia disana. Alan akan selalu do'ain ibu. Alan..hiks gatau harus bicara apa lagi. Alan sayang ibu, Alan bakal sering-sering kesini. Alan pulang dulu, sudah mau maghrib. " ucap Alan sambil mencium nisan ibunya dan pulang ke rumahnya.

Flashback off

.

.

.

.

Hayo siapa yang belom vote heh?!!
Aawokawok author nya ngegas><
Canda guys Jan dimasukin hatii ehekk

RACIO BadGirl & Childish Boy -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang