Chapter 25 (Revisi)

13.6K 1.4K 6
                                    

Votenya please 😫
Happy reading
.
.
.

Saat ini mereka semua berkumpul di ruang tamu.

"Jadi selama ini kamu bohong ?" tanya Opa dingin kepada Acwel.

Acwel menunduk, "Maaf Pah. Aku salah" ucapnya.
Memang sejak Rosa kecelakaan Opa dan Oma hanya berkunjung sekali dua kali dan setiap itu juga Acwel selalu mengatakan kalau Alan meminta sekolah di luar kota agar mandiri dan jarang pulang juga. Padahal ia sendiri yg mengusirnya.

"Jadi.. Tante Rosa belum meninggal?" ucap Aurora membuka suara.

"Kamu doain Tante meninggal heh?!" kesal Rosa.

Aurora hanya memutar bola matanya malas, "Aku cuman tanya. Yg sebenarnya gimana?"

"Jadi gini...

Flashback on

Setelah dikabarkan bahwa Rosa meninggal. Opa dan Oma baru saja sampai di rumah sakit. Acwel, Aliza sedang menemani Aurora yg tengah pingsan. Mereka juga tak sanggup melihat Rosa yg sudah tiada.

Opa dan Oma memasuki ruang Rosa, disana masih ada dokter dan suster yg akan mengurus jenazahnya. Tiba-tiba layar monitor (atau apalah itu yg bunyi detak jantung yah itu deh pokoknya-_) , menyala lagi. Detak jantung Rosa kembali lagi.

"Masya Allah suatu keajaiban dari Allah. Pasien belum meninggal" ucap dokter. Opa dan Oma pun ikut senang.

"Maaf Tuan ,Nyonya. Apa kalian keluarga pasien?" tanya dokter itu.

"Ya kami orang tuanya" ucap Opa datar.

"Kondisi pasien masih kritis, saya sarankan pasien dipindahkan ke luar negri. Pengobatan disana lebih baik, alat-alatnya juga lebih lengkap" jelas dokter yg disetujui oleh kedua paruh baya itu.

Opa pun menelpon bodyguard nya lalu membawa Rosa menuju ke mobil. Sebelum itu Opa sudah memberitahukan rencananya kepada dokter agar menggunakan jasad lain untuk dikubur di makam yg seharusnya untuk Rosa. Ya, Opa dan Oma tidak akan memberitahu kepada siapapun kalau Rosa masih diberi kesempatan lagi. Biar saja mereka yg merawatnya.

Tujuan Opa dan Oma sekarang adalah London. Mereka sudah berada di pesawat tinggal menunggu untuk lepas landas.

Beberapa tahun kemudian

Opa dan Oma masih berada di London. Mereka hanya pulang sekali dua kali ke Indonesia mengunjungi keluarga anak-anaknya. Rosa masih saja enggan untuk membuka matanya.

Saat itu mereka sedang menjaga Rosa di ruangannya. Tiba-tiba jari-jemari Rosa bergerak.

"Pah, liat itu jarinya gerak" ucap Oma semangat.

"Bentar aku panggilkan dokter" ucap Opa lalu memencet tombol merah yg ada di bawah ranjang.

Tak lama kemudian dokter pun datang dan memeriksanya.

"The patient's condition is very good, soon he will wake up" ucap dokter itu.

(Kondisi pasien sudah sangat baik, tak lama lagi ia akan sadar)

"Okay, thank you" ucap Opa lalu dokter itu pun pergi.

5 menit kemudian

"Eumhh"

"Rosa!"

"Alhamdulillah kau sadar"

Ucap Opa dan Oma bersamaan saat Rosa sadar dari komanya.

"Aku dimana Mah, Pah?" tanyanya.

"Kita ada di London sekarang. Kau tau, tidurmu sangat lama, apakah alam mimpi lebih indah daripada dunia nyata?" kesal Opa yg dijawab kekehan kecil oleh Rosa.

Lalu Opa pun memanggil dokter dan ia pun memeriksanya.

"Eum, dok? Kaki saya rasanya kaku tidak bisa digerakkan?" tanya Rosa lemah.

Anggep aja mereka pake bhs Inggris ya

"Oh itu sudah biasa bagi pasien yg baru bangun dari komanya. Tapi jangan khawatir kelumpuhan nyonya tidak permanen, setelah nyonya pulih sebaiknya mengikuti terapi latihan berjalan. Nanti kaki nyonya akan kembali seperti semula" jelas dokter itu. Rosa pun bernapas lega, ia kira ia akan lumpuh selamanya namun ternyata tidak.

Hari demi hari berlalu, kondisi Rosa sudah membaik. Ia juga mengikuti terapi dengan rutin. Ia juga sudah mengetahui bahwa Opa dan Oma nya menutupi tentang dirinya, alias membuat kabar palsu bahwa ia sudah meninggal. Ia pun menurut saja, ia juga tak sabar memberi kejutan kepada semuanya.

Flashback off

"Jadi hari ini kita kesini sekalian mau kasih ini" ucap Rosa sambil menyerahkan undangan berwarna biru muda.

"Tante mau nikah?" tanya Alan yg diangguki senang oleh Rosa.

"Akhirnya gak jomblo lagi" celetuk Aurora sambil membaca undangannya.

Rosa melototkan matanya, "Dasar punya keponakan gini amat" gumamnya.

"Maaf Pah, Mah" ucap Acwel tiba-tiba.

"Jangan minta maaf ke kita. Seharusnya kamu minta maaf kepada anak-anakmu" ucap Opa datar.

Acwel pun menoleh ke arah kedua anaknya dengan tatapan sendu, "Maafin Papah.. Papah gagal jadi orang tua yg baik" ucapnya dengan air mata yg turun membasahi pipinya.

Alan dan Aurora pun saling pandang, lalu mereka mendekati Acwel duduk di samping kanan kirinya lalu memeluknya erat. Acwel pun membalas pelukan mereka tak kalah erat.

"Alan kangen Papah"

"Aku sayang Papah, maaf suka bantah ucapan Papah"

Ucap Alan dan Aurora bersamaan.

"Papah juga sayang sama kalian. Maafin Papah. Mulai sekarang Papah akan selalu ada buat kalian, perusahaan pusat Papah bakal Papah pindah ke Jakarta" ucapnya membuat kedua anak itu senang.

Mereka semua yg melihatnya pun tersenyum. Mereka berharap keluarga nya akan selalu seperti ini.

.

.

.

.

.

.

.

.
Maaf ya baru up
Kuota baru diisi ehe:)

RACIO BadGirl & Childish Boy -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang