"Votenya ya cangtipp" -si playboy ganteng, Raka❤️
Happy reading guys
.
.
.
.
.Malam ini Aurora tengah bersiap-siap untuk menjemput pacarnya yg memintanya ke pasar malam. Ia hanya memakai kaos panjang berwarna navy dengan celana jeans hitam dan sepatu berwarna navy juga. Rambut yg ia gerai, wajah yg hanya dioleskan bedak bayi tipis, dan memakai lipbalm pada bibirnya. Ia pun membawa tas kecil hanya berisi dompet dan ponselnya.
Ia keluar dari kamarnya dan mendapati abangnya sedang menonton TV sambil ditemani oleh cemilannya."Ngemil terus, gendut mampus" cibir Aurora.
"Gak ya, body keren gini kok" ucap Alan sambil memperhatikan penampilan adiknya dari atas sampai bawah.
"Mau kemana lo? Rapi banget"
"Nge- date" ucap Aurora.
"Hmm jomblo mah bisa apa" ucap Alan mendramatis.
"Makanya cari pacar, ganteng doang tapi ga laku" cibir Aurora.
"Heh! Gue bukannya ga laku, banyak tuh yg ngantri jadi pacar gue, cuman belum nemu yg sesuai aja" ucap Alan.
"Iyain aja deh, gue pergi dulu, bubyee" ucap Aurora mencium pipi abangnya,lalu keluar dari apart dan menaiki mobilnya menuju ke rumah pacarnya. Alan pun hanya geleng-geleng dengan kelakuan adiknya,
"Senyum terus dek, gue bahagia liat lo bahagia" batin Alan tersenyum.
..
.
.
.
.
.
Kini Aurora tengah sampai di depan rumah Cio. Sedari tadi ia masih saja gugup untuk memencet bel."Huftt tenang Aurora, tenang.. " ucapnya lalu memencet bel.
Ting tong!
Ceklek
Terlihat seorang pria paruh baya yg Aurora yakini bahwa ia adalah orang tua Cio.
"Selamat malam om" ucap Aurora sopan sambil menyalimi tangannya.
"Malam, kamu pacarnya Cio itu ya? Tadi Anna sudah cerita ke saya" tanyanya sambil tersenyum.
"Eh iya om " ucap Aurora sambil tersenyum kikuk.
"Kalo gitu ayo masuk dulu, Cio nya masih di kamar " lalu mereka pun masuk sambil berbincang-bincang. Tak lama kemudian Cio turun dari kamarnya.
"Rara udah nunggu lama? " tanya Cio begitu mendudukkan pantatnya di sofa.
"Nggak kok baru aja, kalo gitu kita pamit dulu ya dad" izin Aurora.
"Hati-hati, pulangnya jangan kemalaman" peringat Nico yg diangguki oleh mereka berdua.
..
.
.
.
.
.
.
.
Disinilah mereka berada, pasar malam. Memang jaraknya tak jauh dari rumah Cio.
"Rara naik itu yuk" ajak Cio sambil menunjuk bianglala.
"Ayo " mereka pun menaikinya dengan gembira, sesekali tertawa karna Cio yg lumayan takut ketinggian.
"Aaaa Raraaa, Cio takuttt" ucap Cio sambil memeluk Rara dari samping.
"Tadi minta naik ini kok takut sih, hahah" tawa Aurora.
"Ih Rara kok malah diketawain sih! " ucap Cio dengan mata yg berkaca-kaca, membuat Aurora gelagapan. Padahal ia hanya berjanda, ralat bercanda.
"E-eh maaf deh, jangan nangis ya? Bentar lagi turun kok, lain kali gausah naik ini lagi kalo takut, oke? " ucap Aurora lembut sambil mengelus pipi gembul pacarnya.
"Iya" cicit Cio.
Setelah turun mereka pun berjalan-jalan dengan bercanda tawa, banyak yg menatap mereka kagum, iri, karna terlihat sangat cocok.
"Rara! Cio mau ice cream! " pinta Cio begitu melihat kedai ice cream.
"Ayo "
Mereka pun sampai di kedai ice cream, tak terlalu ramai hanya ada beberapa orang saja,
"Mau rasa apa mas? Mbak? " tanya sang penjual ramah.
"Cup jumbo rasa vanilla campur strawberry! " ucap Cio senang.
"Saya yg cup sedang rasa coklat campur green tea" ucap Aurora.
"Ini mas, mbak" ucap sang penjual sambil menyerahkan kedua ice cream itu kepada Cio dan Aurora.
"Jadi berapa pak? " tanya Aurora.
"30.000 mbak"
Lalu Aurora pun menyerahkan satu lembar uang berwarna biru.
"Kembaliannya ambil saja pak" ucap Aurora tersenyum.
"E-eh iya makasih ya" ucap sang penjual sambil menatap senyuman Aurora kagum, Cio yg menyadari nya pun mendengus kesal dan segera menarik Aurora menjauh dari penjual itu, mereka pun duduk di salah satu bangku taman sambil memakan ice cream.
"Rara jangan senyum lagi dong! " kesal Cio.
Aurora pun mengernyit heran, "lah kenapa? Senyum kan ibadah"
"Ihh iya tapi senyum nya buat Cio aja! Masa tadi bapak2 itu ngliatin Rara terus sihh" ucap Cio sambil menggembungkan pipinya.
"Iya iya deh," gemas Aurora sambil mencubit sekali pipi pacarnya.
"Rara ih sakit! " ucap Cio.
"Ututuu mana yg cakit? " ucap Aurora dengan suara cadelnya.
"Ini" ucap Cio polos sambil menunjuk pipinya.
Cup
"Masih sakit gak? " tanya Aurora lembut sambil mengelus pipi pacarnya.
Pipi Cio pun memerah, hatinya sangat berbunga-bunga, ingin sekali ia teriak dan loncat-loncat tapi mengingat keberadaannya yg kini sedang ditaman maka ia urungkan niatnya.
"Ihh lucu banget sih pacarnya Rara" gemas Aurora.
"Hehe Cio gituloh" ucapnya PD.
Lalu mereka pun memakan ice cream nya hingga habis dan menghabiskan sisa waktunya untuk bercanda tawa.
..
.
.
.
.
.
.
.
Vote comment nya yuhuu:D
KAMU SEDANG MEMBACA
RACIO BadGirl & Childish Boy -END-
Teen Fiction(SUDAH DIREVISI) FOLLOW AKUN AUTHOR DULU:) Cerita seorang bad girl yg bar-bar, suka balapan, tawuran. Entah sudah berapa kali ia memasuki ruang BK. Memiliki seorang pacar yg cengeng, manja dan childish. "Hiks hiks huaaaa" "Ad-duh duh jangan nangi...