Chapter 40 (Revisi)

11.7K 1.3K 51
                                    

Hari ini Aurora belum terbangun dari tidurnya. Badannya bergetar karena menggigil kedinginan. Semalam ia habis balapan, dan kebetulan saat pulang kehujanan. Dan jadilah ia sakit sekarang.

Ceklek~

"Astaghfirullah Ara! Bangun sekolah" ucap Alan mendekati adiknya.

"Abang...." lirih Aurora menatap abangnya sayu. Alan terkejut melihat wajah adiknya yg sangat pucat. Ia menempelkan punggung tangannya pada kening Aurora.

"Ya ampun dek, lo panas banget" ucap Alan khawatir.

"Ara gapapa kok.." ucap Aurora sambil memaksakan senyumnya.

"Gapapa gimana panas gitu. Bentar gue ambilin kompres dulu" ucap Alan lalu mengambil baskom diisi air dingin dan handuk kecil.

"Loh buat apa Lan?" heran Papah begitu sampai di dapur.

"Ini Pah, Ara sakit. Alan keatas dulu" ucap Alan lalu tergesa-gesa menuju kamar adiknya.

Papah terkejut, "Alan kenapa Pah?" tanya Mamah yg baru saja masuk setelah menyiram bunga di taman belakang.

"Aurora sakit" ucap Papah membuat Mamah terkejut. Mereka berdua pun menuju kamar putri mereka.

"Aurora kamu sakit apa nak?" tanya Mamah khawatir begitu sampai.

Papah menyentuh keningnya, "Panas banget, ke rumah sakit aja ya?"

Aurora menggeleng, "Gak mau, gak suka, bau" ucap Aurora lemah.

Papah menghela napas, "Yaudah kalo gitu Papah panggilkan dokter aja oke?" ucap nya lalu menelfon seorang dokter untuk datang ke rumah.

"Alan kamu sarapan ,ntar telat loh. Sekalian bilang ke bibi suruh bikin bubur sama teh anget ya" perintah Mamah.

"Aku pengin jagain Ara dong Mah" pinta Alan memelas.

"Heh bilang aja pengin bolos ,udah sana cepet. Dikira Mamah gabisa jaga Aurora apa?!" ucap Mamah garang membuat Alan ciut.

"Iya deh ,gue sekolah dulu ya dek. Moga cepet sembuh" ucap Alan mengecup kening Aurora sayang. Lalu berpamitan dengan mamah dan Papah yg sudah selesai menelfon dokter.

---------------------------------------------

Sepanjang koridor Alan berjalan lesu, banyak yg menyapanya namun hanya ia balas dengan senyuman.

Puk

"Woi, tumben gak semangat banget lo" ucap Raka yg baru saja menepuk pundaknya.

"Adek gue sakit" ucap Alan.

"Hah? Aurora sakit apa?" tanya Vana dan Vina khawatir yg kebetulan dengar , mereka baru saja berangkat dan melangkah dibelakang kedua cowo ini.

"Demam, padahal kemarin sehat aja" ucap Alan heran.

Raka menggaruk kepalanya, "pasti gara-gara semalem pulang kehujanan tu bocah" batin Raka.

>Skip istirahat

"Rara mana bang?" heran Cio tidak mendapati Raranya.

"Ara sakit" ucap Alan lesu.

"Hah? Rara sakit apa?" tanya Cio khawatir.

"Demam Ci, panas banget badannya"

"Kalo gitu nanti pulang Cio kerumah ya bang, boleh kan?" tanya Cio.

"Gue ikut!" ucap mereka serempak membuat Arkan terkejut, niatnya ingin memasukkan satu butir bakso kedalam mulutnya namun malah berakhir di lantai.

RACIO BadGirl & Childish Boy -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang