Chapter 23 (Revisi)

14.4K 1.6K 16
                                    

"ATIKU RASANE LOROO" mulai Raka dengan suara yang .. err ngga enak di dengar dah pokoknya.

"NYAWANG KOE RABI KARO WONG LIYO" lanjut Gyan mengambil posisi di sebelah Raka dengan berjoget seperti orang gila-_

"NANGIS GETIH ELUHKU, REMUK AJUR ROSOKU
,KOWE TEGO NINGGAL AKUUU" teriak para anggota lain serempak. Alan dan Vian hanya geleng-geleng sambil menutup telinga. Sepertinya hanya mereka berdua yg waras. Sedangkan Aurora ia mengajak Cio menuju ke salah satu kamar, sungguh telinga nya akan pecah jika terus menetap bersama mereka.


"Aseekkkk"

"Goyang teroosss"

"HAHAHHAHA"

tawa mereka pecah begitu saja. Mengingat suara mereka yg sangat tidak enak di dengar. Namun dengan begitu mereka merasakan kebersamaan yg begitu indah. Mereka bisa menghibur dengan cara mereka sendiri, meskipun harus bertingkah konyol. Alan tersenyum, ia senang adiknya memiliki teman seperti ini, meski absurd tapi mereka benar-benar menghibur. Sudah seperti keluarga.

-----------------------------------------------

Sedangkan disisi lain, lebih tepatnya di kamar. Cio sedang duduk di pinggir ranjang sambil menonton kartun si kembar botak kesukaannya.

Ceklek~

Aurora baru saja keluar dari kamar mandi untuk buang air kecil. Ia melihat Cio sedang fokus dengan hp nya itu. Tiba-tiba ia duduk di pangkuan Cio dan memeluknya erat.

Cio kaget, setelah tersadar ia pun meletakkan hp nya di meja. Ia membalas pelukan Rara nya tak kalah erat. Sambil mengelus-elus rambut nya yg panjang itu.

"Rara kenapa?" tanyanya lembut.

"Perut aku sakit hiksss" ucap Aurora pelan dengan isakannya.

Cio pun panik, "Hah? Rara sakit? Kalo gitu kita ke rumah sakit sekarang!" ucapnya. Baru saja ia ingin berdiri Aurora malah mengeratkan pelukannya.

Aurora menggeleng sambil menahan nyeri di perutnya, "Aku gak papa" ucapnya pelan.

"Beneran? " tanya Cio yg diangguki Aurora.

"Kok bisa sakit? Rara udah sarapan kan? Jangan keseringan makan pedes makanya. Makan juga yg teratur" cerocos Cio dengan suara lembutnya.

Aurora menatapnya datar, "Aku lagi datang bulan" ucapnya lalu mendusel-duselkan kepalanya di dada bidang Cio, membuat Cio terkekeh geli. Namun setelah itu ia bingung. Tunggu, datang bulan? Kayak pernah denger tapi apa ya? Batinnya. sungguh polos dirimu~

Cio pun memutuskan untuk mengambil HP-nya. Ia mulai menanyakan apa itu datang bulan pada sang google. Setelah membacanya dengan teliti ia pun mulai paham. Ia mengangguk-anggukkan kepalanya meletakkan kembali HP-nya. Cio harus hati-hati nih-batin Cio. Karna menurut yg ia baca tadi , perempuan yg sedang datang bulan mood nya suka berubah-ubah, biasanya lebih sensitif, dan gampang marah. Ini klo menurut gw aja sih,><

"Cioooo" rengek Aurora menyadarkan lamunan Cio.

"Hah ? Eh iya kenapa?" tanyanya seperti orang linglung.

"Perut aku elusin. Masih sakit hiksss" ucapnya tambah menangis membuat Cio gelagapan.

Setelah itu Cio pun mengelus-elus perut Aurora dari balik bajunya, sebelum itu ia sudah melepas jaketnya.

"Masih sakit gak?" tanyanya lembut.

"Udah mendingan. Ngantuuukk" rengeknya lagi.

Cio terkekeh geli, Rara nya sangat menggemaskan saat manja seperti ini. Biarlah kali ini ia akan memanjakan Rara nya. Fiks, sifat mereka terbalik.

"Yaudah bobo yuk" ajak Cio yg diangguki pelan oleh Aurora karna ia sangat mengantuk sekarang. Mungkin efek menangis , pikirnya.

Cio pun membaringkan tubuh Rara nya. Setelah itu ia merebahkan tubuhnya di samping Aurora. Aurora memeluk Cio dan menenggelamkan kepalanya di dada bidang Cio.

Cup!

Cio mencium puncuk kepala Aurora.

"Selamat tidur, Raraku " ucapnya lalu menyusul menuju alam mimpi.

.

.

.

.

.

Saat ini Gyan sedang menuju ke dapur untuk mengambil minum. Setelah itu ia ingin istirahat, lelah setelah menyanyi terus-terusan. Tak sengaja ia melewati kamar yg pintunya terbuka sedikit. Ia pun mengintip. Lalu tatapannya berubah menjadi datar.

"Ke uwuan apa ini? Gue jomblo bisa apa?" ucapnya dramatis. Sebenarnya banyak yg mengagumi Gyan. Banyak sekali cewe yg menyukainya, ya karna parasnya yg tampan seperti bule. Namun ia belum menemukan yg cocok. Kebanyakan mereka hanya memandang fisik dan kekayaan. Dan Gyan tidak mau yg seperti itu, ia ingin mendapatkan yg tulus bukan karna harta.

.

.

.

.

.

.

.

Huftt akhirnya bisa up 2 part sekalian :)
Vote nya yaa biar tambah semangat wkwk

RACIO BadGirl & Childish Boy -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang