Chapter 5 (Revisi)

33K 2.6K 17
                                    

Flashback on

Sebuah keluarga yg terdiri dari seorang pria paruh baya dan dua wanita paruh baya yg tak lain adalah Acwel dan Aliza, dan satunya lagi adalah Rosa, adik dari Acwel, dan jangan lupakan dua anak yg berbeda jenis kelamin berjalan di depan mereka, dua anak itu adalah Alano Vian Pradipta dan Aurora Zoya Raveena.
Mereka tengah berjalan-jalan di sebuah taman. Mereka terlihat bahagia. Saat itu Rosa belum menikah dan kebetulan ia berkunjung ke rumah kakaknya itu jadi mereka pun mengajaknya juga menuju ke taman.
Ketiga orang tua itu pun tersenyum melihat Alan dan Aurora tengah bermain bersama. Tiba-tiba mereka pun mendekat,

"Papa, Alan sama Ara mau ice cream" ucap Alan antusias dan diangguki oleh gadis disebelahnya yg tak lain adalah Aurora.
Mereka yg melihat keduanya pun terkekeh.

"Boleh, ayo kita beli" lalu mereka pun menuju ke salah satu penjual ice cream di pinggir jalan, saat mereka tengah menunggu , Papah menjauh untuk menerima sebuah telpon dari sekretaris nya.
Tak lama kemudian 2 cup ice cream berukuran sedang rasa coklat itu sudah berada di tangan kedua anak itu, memang mereka sama-sama suka dengan hal yg berbau coklat.
Karna saking senangnya mereka tak sadar salah satu dari kedua anak itu tersandung sebuah batu hingga membuat nya tersungkur ke depan, tepat di tengah jalan. Saat ia sedang berusaha berdiri, dari arah lain tampak sebuah truk melaju dengan kencang , sang sopir menyadari ada seorang anak yg tak jauh dari hadapannya namun naas, truk tak bisa diberhentikan karna ternyata remnya blong.
Disisi lain keluarga itu baru saja ingin menolong sang anak namun mereka kalah cepat hingga...

Bruk

"ROSA/TANTE! " teriak Acwel, Aliza dan Aurora bersamaan. Mereka segera menghampiri Rosa dengan keadaan terbaring dan jangan lupakan banyaknya darah yg menutupi tubuhnya. Tunggu, kenapa Rosa? Bukannya tadi yg berada di tengah jalan adalah seorang anak yg tak lain adalah Alan? Benar, namun sebelum dia tertabrak Rosa berlari dengan kencang dan mendorong tubuh Alan hingga tersungkur ke pinggir jalan dan akhirnya ia pun tertabrak.
Acwel pun segera mengambil mobil. Aliza dan Aurora tengah menangis sambil mengerubungi Rosa yg tak sadarkan diri itu. Sedangkan Alan? Ia masih syok dengan semua ini, ia masih terduduk di pinggir jalan, sedetik kemudian ia tersadar dan berjalan menuju ke Rosa, namun sebelum itu,

"Jangan mendekat! Gara-gara kamu Rosa seperti ini!" bentak seseorang yg ternyata adalah Acwel yg baru saja turun dari mobil.

"T-tapi pah.. " Alan tak percaya bahwa Papahnya akan membentaknya, belum selesai ia bicara Acwel pergi dari hadapannya dan mengangkat tubuh Rosa dan dimasukkan ke dalam mobil, Mamah pun mengikutinya, lalu Aurora pun menarik tangan Alan untuk masuk ke mobil juga. Acwel pun mengendarai mobil dengan cepat, tak butuh waktu lama mereka sampai di salah satu RS terdekat.

"SUSTER TOLONG ADIK SAYA! " teriak Acwel sambil menggendong Rosa, seketika beberapa suster pun datang sambil membawa brankar lalu mereka membawanya ke ruang ICU.

"Mohon tunggu diluar " ucap dokter yg baru saja datang untuk menangani Rosa.
Acwel, Aliza, Aurora dan Alan pun duduk di kursi depan ruang Rosa tengah di periksa. Tak ada yg membuka suara, suasana begitu hening. 1 jam kemudian dokter pun keluar,

Ceklek

"Gimana keadaan adik saya dok? " tanya Acwel, dokter yg mendengar nya pun menghela napas.

"Maaf, sepertinya Tuhan lebih menyayangi nona Rosa, kami sudah melakukan yg terbaik, detak jantung nya sudah tak terdengar lagi. Sekali lagi saya minta maaf, kami akan mengurus jenazah nya sekarang, saya permisi. " ucap dokter itu lalu ia pun menghilang dari hadapan Acwel. Acwel yg mendengar nya pun terkejut tak percaya dengan kenyataan ini, sedangkan Aliza, Aurora dan Alan tengah menangis tersedu- sedu.

"Arghh, INI SEMUA GARA-GARA KAMU! KARNA KAMU ROSA MENINGGAL, DASAR ANAK PEMBAWA SIAL! " bentak Acwel sambil berdiri dan menunjuk kearah Alan.

"Papah apa-apaan sih! Ini udah takdir, papah ga bisa nyalahin bang Alan gitu dong! " bela Aurora, ia tak terima kakaknya dibilang seperti itu.

"Diam! Jangan ikut-ikut kamu Aurora! Mulai sekarang, Alan, kamu pergi! Dan jangan menampakkan diri di keluarga ini lagi! " dingin Acwel. Sontak ketiga manusia yg tengah duduk itupun terkejut.

"Pah jangan kaya gitu, ini bukan salah Alan" ucap Aliza memelas.

"Diam jangan ikut campur, Papah tidak peduli, pergi sana! " ucap Acwel dengan tatapan tajam, Aliza pun tak bisa berbuat apa-apa lagi karna suaminya itu terlihat menakutkan dan perkataan nya selalu saja tak bisa dibantah.

"GAK! BANG ALAN GA BOLEH PERGI HIKS, PAPAH JAHAT PISAHIN AKU SAMA BANG ALAN HIKS! " ucap Aurora sambil menangis dan memeluk kakaknya itu, namun seketika ia ditarik oleh Papahnya untuk menjauh dari Alan.

"Cepat pergi! Dasar anak pembawa sial" akhirnya Alan pun pergi dengan perasaan sedih, ia tak menyangka hidupnya bakal begini, ia berjalan tanpa arah. Sedangkan Aurora kini tengah mencoba tuk mengejar kakaknya, Acwel menahannya dan Aurora terus memberontak namun tenaganya kalah kuat dengan Papahnya akhirnya ia pun lelah dan tak sadarkan diri.

Flashback off

Aurora terbangun dari tidurnya dengan keringat yg bercucuran. Masa lalu itu, dimana kakaknya diusir oleh Papah nya sendiri selalu saja masuk ke dalam mimpinya akhir-akhir ini.
Ia pun menuju ke kamar mandi, setelah selesai ia memakai baju pendek berwarna navy dipadukan dengan celana jeans hitam. Hari ini ia berniat untuk bolos, karna sudah tak sabar ingin menjemput kakak satu-satunya itu.
Jam menunjukkan pukul 06.00 pagi, saat ia turun keadaan masih sepi, ia pun segera menuju ke garasi dan menggunakan mobil kesayangannya.
Aurora mengendarai mobil dengan kecepatan sedang. Lumayan jauh menuju ke tempat kakaknya itu, namun ia tak peduli, yg penting ia dapat bertemu dengannya lagi.
.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Vote and commentnya ya:v

RACIO BadGirl & Childish Boy -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang