Chapter 4 (Revisi)

36.8K 3.4K 122
                                    

 HAPPY READING ❤️
.
.
.
.
.
.

Sore hari Aurora pun pamit, lalu menuju sebuah Cafe dikarenakan cacing di perutnya sudah meronta-ronta. Ia pun duduk di pojok.

"Pesen apa mbak? " tanya seorang pelayan.

"Em steak sama jus alpokat" ucap Aurora lalu sang pelayan pun pergi.

Sambil menunggu pesanan Aurora pun membuka ponselnya.

SERIGALAGILA  (100+..)
CANTIK BAR-BAR  (2+..)
Bang Vian  (2+..)

Aurora pun memutuskan tuk membuka pesan dari Bang Vian -anggota inti- yg sudah Aurora anggap seperti abang sendiri. Seketika sudut bibirnya pun naik.

Bang Vian

Ada kabar baik buat lo Ra
Gue udah nemu dimana abang lo sekarang

Serius?!
Dimana bang?

Dua rius malah
Bentar gue kirim datanya

Ok
Thanks bang

Sans aja kali

Lalu Aurora pun membaca data tentang abang kandungnya.

Nama : Alano Vian Pradipta
Usia : 17th
Alamat : Kota Bandung bagian utara
Sekolah : SMA MERPATI
Anak kandung dari Tuan Acwel dan Nyonya Aliza.
Anak angkat dari Nyonya Fira.
Bekerja di Rose Cafe dibagian bersih-bersih.

Aurora pun tersenyum lega, setidaknya abangnya memiliki tempat untuk tinggal, namun yg membuat nya sedih abangnya itu harus bekerja, apakah kehidupannya se susah itu?
Makanan pun datang lalu Aurora memakannya, setelah itu ia pun pulang.
.

.

.

.

.

Setelah memasuki rumah ia mendapati Mamahnya tengah menonton TV sendirian, entahlah dimana Papahnya ia tak peduli.

"Assalamu'alaikum mah! " ucap Aurora dan jangan lupakan senyumnya yg mengembang.

"Wa'alaykumsalam sayang, ada apa nih? Keliatannya bahagia banget, kasih tau Mamah dong" ucap sang Mamah lalu Aurora pun duduk di sampingnya.

"Aku udah tau dimana bang Alan sekarang! " ucapnya gembira, dan seketika senyum sang Mamah pun luntur.

"Masih hidup rupanya anak pembawa sial itu? " ucap Papah begitu turun dari kamarnya menuju ke sang istri dan anaknya.

"Jaga mulut anda! " dingin Aurora.

"Kenapa? Bukannya benar? Gara-gara anak itu Tante mu Rosa meninggal! " ucap Papah.

"Itu tidak benar, kecelakaan itu sudah takdir! Bukan salah bang Alan! "

"Terserah, sudahlah tak usah membahas anak pembawa sial itu lagi, dan jangan bawa ia kesini karna aku tak akan menerimanya" ucap Papah tegas.

"Aku tidak peduli, bagaimanapun bang Alan tetap kakak kandung aku!" sentak Aurora lalu ia pun naik menuju kamarnya. Sedangkan sang Mamah dari tadi hanya diam.

RACIO BadGirl & Childish Boy -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang