"December in Paris"

47 3 0
                                    

"Oh shit. Fuck me the bastard!"

"Oh, yeah show me how mean the naughty face?"



Aku terkejut bukan main. Pria yang tak ku kenal ini dengan kurang ajarnya memerintah ku begitu saja. "One stand night, right? Are you forget this? I'll stop or..."

"Okay, please don't stop. Lanjutkan.."

Aku menggeleng, "No,"

"Hei, are you crazy?" Dia menyeringai dan menggigit bibirnya sensual setelah aku kembali mengambil baju yang tergeletak di lantai.

Jelas aku kesal. Padahal, dia ku bayar semalaman hanya sekedar untuk melakukan fingering. Tapi, brengseknya pria ini justru meminta lebih. Biar bagaimana pun, maaf saja aku memang sering bermain dengan pria-pria, tapi aku tetaplah bukan gadis yang murahan. Aku melakukan ini karena memang aku pusing memikirkan semuanya.

Pusing dengan permintaan kakek yang menginginkanku untuk melanjutkan perusahaannya setelah dia jatuh sakit, pusing dengan permintaan ayah dan ibu untuk menjual ku hanya karena ayah berhutang banyak kepada bos perusahaannya, pusing memikirkan adikku yang selalu dendam denganku hanya karena dia bilang iri padaku. Alasannya karena kakek akan membagi warisan lebih banyak untukku.

Dan ini satu-satunya hal yang dapat ku lakukan saat lari dari kenyataan. Faktanya, beer dan pesta malam adalah hal yang lumayan tepat untuk ku pilih sebagai 'sweet escape'. Pas sekali, malam ini ketika aku sedang benar-benar membutuhkan kepuasan, pria yang ku tak tahu namanya menawariku bermalaman hanya karena beralasan aku terlihat hot dan seksi.

Hah, bastard!

Dia pikir aku wanita bodoh? Semua pria itu sama-sama bastard! Bajingan, dan Brengsek.

Tentu saja aku paham jika dia sedang ingin seks. Ah, lebih tepatnya memang semua pria selalu haus akan seks, bukankah begitu?

Okay. Kuakui dia seksi, tampan, dan permainannya shit! Sangat hot. Aku sampai dibuat orgasme berkali-kali dengan pria ini. Pertama kalinya ini orgasme terbaik bagiku. Tapi, aku belum tahu siapa namanya. Why thing so? Aku tidak peduli dan tidak ingin tahu juga siapa nama pria ini.

Yang penting, dia sudah kubayar dan sudah membuatku cukup puas dengan permainannya malam ini.

"No, aku akan pergi." Ujarku dan kemudian ku lemparkan beberapa ribu won di depan mukanya, "Bayaranmu untuk malam ini. Terimakasih."

Dia menarik tanganku, "Kau, astaga yang benar saja! Apa kau benar-benar membiarkanku masturbasi sendirian disaat sudah seperti ini? Ayolah, come on baby. I'll give you fast orgasm okay? I promise. Please don't leave me."

Aku menghindar ketika dia kembali meraih daguku dan mendekatkan wajah kami.

"Ini perjanjian kita. Aku hanya membayarmu semalaman hanya untuk fingering, tidak lebih. Dan kau melakukan hal yang lebih. Jelas tidak sesuai bayaran mu."

Pria itu mendecak kesal, "Baiklah, aku akan mengurangi bayaran mu berapa pun yang kau mau. So, please stay and don't leave me."

"Berapa pun?"

"Yes."

Ini tawaran yang menarik. Uang itu bisa ku tabung lagi untuk membayar sebagian hutang ayah pada bosnya. Jadi, aku menerima tawarannya.

"Lima juta won."

Dia terkekeh, "Lima juta won?"

Aku mengangguk. Kemudian, dia memainkan lidahnya sensual, "Lima juta won untuk bercinta semalaman tanpa henti dan bonus morning sex."

BTS (ONE-SHOOT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang