Gadis itu sudah berdiri di depan pintu kamarnya. Sebenarnya dia agak ragu mengetuknya, takut jika semisalnya tiba-tiba pria itu sedang mandi atau bahkan bertelanjang sambil menggunakan skincare malamnya di depan cermin.
Ah, meskipun sudah berusaha untuk tidak memikirkan yang tidak-tidak, tetap saja kepikiran yang tidak-tidak. Oke, mereka hanya berdua di dalam rumah. Walaupun kamar Hoseok berada di atas dan kamar dia di bawah, tapi agak bagaimana ya?
Yuna memberanikan diri untuk mengetuk pintu dengan perlahan. "Jung, ayo turun dulu. Aku sudah menyiapkan makan malamnya."
Hoseok membuka pintunya. Dengan keadaan yang memakai boxer hitam dan kaus putih polos, sembari mengeringkan rambutnya dengan handuk.
Pipinya memerah, sebab Hoseok menatapnya tanpa berkedip. "Makan denganmu kan?"
"Ihs! Iya, ayo."
Hoseok tersenyum, "Oke. Aku taruh handuknya dulu ya."
Setelah melempar handuknya ke ranjang, Hoseok merangkul gadis itu dan berjalan menuju meja makan.
Tatapan mereka sesekali bertemu, dengan segera Yuna memalingkan wajahnya. Hoseok terkekeh, "Aku tampan ya?"
"Tidak"
Pria itu kemudian hanya menyeringai, tidak menanggapi.
[ ]
Makan berdua saling berhadapan. Sesekali Hoseok tersenyum memperhatikan gadis itu yang hanya fokus pada makanannya.
"Apa-apaan tatapan mesum mu itu?"
Hoseok mengangkat bahunya, "Tidak ada. Hanya saja kau terlihat menarik."
"Pantat mu menarik! Sudah, jangan banyak bicara. Habiskan makannya. Aku mau cuci piring, besok aku masuk kerja tau." Ujar sang gadis.
"Kau bekerja?"
"Tentu saja. Memangnya kau pikir aku pengangguran? Justru aku bekerja aku jadi tahu sulitnya mencari uang. Makanya dengan tinggalmu disini lumayan untuk uang tambahanku."
Pria itu hanya mengangguk. Sedangkan gadis itu yang kini bertanya, "Sekarang aku ingin bertanya boleh?"
"Silahkan, tapi tidak boleh lebih dari satu pertanyaan."
Sang gadis memutar bola matanya, "Kenapa kau bisa kabur dari agensi? Apa mereka disana tidak mencarimu?"
"Aku punya kaki. Jadi aku bisa kabur. Dan entah, mungkin mereka mencariku atau bisa jadi tidak." Jawab Hoseok asal.
"Astaga, maksudku kenapa kabur dari agensi?"
"Pertanyaanmu lebih dari satu."
Plakk!
Sekarang kepala Hoseok jadi korban pukulannya lagi. "Santai, dong! Iya baiklah, aku akan cerita."
".. Aku ingin bebas. Di sana, aku selalu merasa tertekan, Yuna. Kau tahu? Kemarin aku dipaksa untuk menciptakan sebuah koreo dua lagu sekaligus dalam waktu satu hari. Apa itu tidak gila? Mereka juga tidak adil memperlakukanku dengan member lain. Di saat jam makan siang, hanya mereka yang boleh makan. Aku tidak boleh sebelum selesai dengan koreografi itu. Disitu aku frustasi sekali, Yuna. Aku ingin cerita, tapi tidak mungkin dengan para member ku. Sudah lama mereka bersikap padaku seperti itu. Dan selama ini aku hanya bisa sabar menghadapinya, tapi sekarang aku sudah tidak tahan lagi." Jelas Hoseok.
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS (ONE-SHOOT)
FanfictionBeberapa rangkaian cerita yang sekali habis. Banyak ide, tapi cuma mampu bikin yang sekali end aja. But, happy Reading. Aku menyediakan beberapa variasi cerita disini. Semoga suka. (p.s : untuk cast, bisa diketahui dari cover yang sudah disediakan d...