"Jangan katakan bahwa kau mencintaiku. Itu semakin membuatku takut padamu."
Tapi, bagaimana jika semakin hari, gadis itu makin membuatnya penasaran dan akhirnya muncul sebuah ketakutan baginya. Tidak ada satu pun kegagalan yang telah ia rencanakan sebelumnya. Bagi Jungkook, Shin Aily adalah alasan yang membuat ambisinya penuh menghantui otaknya.
Jeon Jungkook, dia begitu berbahaya.
🦋🦋
"Kau menginginkan sesuatu?"
Setelah Jungkook meresmikan hubungan denganku sejak satu bulan yang lalu, kami lebih sering menghabiskan waktu bersama.
Pukul tujuh malam setelah kelas kami berakhir, Jungkook membawaku ke Hongdae Street. Di sana merupakan tempat wisata yang biasanya banyak dikunjungi oleh sepasang kekasih untuk menghabiskan kebersamaan mereka.
"Aku ingin popcorn dan Hotteok." Jungkook mengiyakan. Kemudian, dia benar-benar pergi membelikan makanan dan minuman untukku.
Setelah itu, kami menikmatinya bersama. Sesekali aku dan Jungkook saling bertukar minuman untuk saling merasakan. Aku suka coklat hangat, sedangkan Jungkook lebih suka ice coffee.
Jungkook membuka topik, "Apa kamu masih suka bergabung bersama kelompok teman-temanmu itu?"
"Iya, aku suka gabung dengan mereka. Di sana ada Cheonsa dan Hyesu. Mereka sahabatku, jadi mana mungkin aku tidak ikut berkumpul?"
Dia diam. Tak lama beberapa detik, kembali bersuara, "Tapi, di sana juga ada teman-temanku. Jimin, Taehyung, Namjoon, Hoseok dan Yoongi."
"Lalu, apa masalahnya?"
Kemudian, Jungkook menyuruhku untuk menatapnya. "Lihat aku, Aily."
Aku menatapnya, "Kenapa?"
Sungguh, sudah seharian ini Jungkook aneh sekali. Aku juga merasa begitu, tapi aku tidak ingin bertanya sebelum dia yang mengatakannya duluan.
Dia terlihat gugup. Tetapi, aku langsung mengusap rambutnya agar membuat Jungkook lebih tenang. "Ada sesuatu yang ingin kau katakan?"
"Hm," dia menghela nafas berat. "Aku harap, kau tinggalkan sahabat dan kelompok teman-temanmu itu, Shin."
Jelas aku kaget mendengarnya. Kenapa Jungkook jadi protective seperti ini? Apa dia cemburu jika aku dekat-dekat dengan temannya?
"Kok? Kenapa tiba-tiba?" tanyaku bersama raut muka heran. Tetapi, Jungkook tak lekas menjawabnya.
Hening beberapa detik.
"Kau dijadikan bahan taruhan oleh mereka, Aily." Ujarnya sedikit terdengar gugup. "Aku tahu semuanya."
Dengan cepat kugelengkan kepala, "Tidak mungkin." Kemudian, aku tertawa. "Jungkook, kau berlebihan. Cheonsa dan Hyesu sahabatku. Tidak mungkin mereka seperti itu. Aku tahu mereka sangat baik padaku, Jungkook. Kenapa kau berpikir begitu?"
"Aku lebih tahu mereka yang sebenarnya seperti apa, Shin. Mereka hanya berpura-pura baik di depanmu. Di belakang, mereka ingin menusukmu." Jelas Jungkook, membuatku terdiam sejenak.
Aku tertawa lagi, "Kau berlebihan! Lagi pula, dari mana kau tahu hal itu? Kau pernah berkumpul dengan mereka? Maksudku, dengan Cheonsa dan Hyesu."
"Tidak, sih. Tapi, aku tahu dari Seokjin."
"Seokjin?"
Dia mengangguk. "Seokjin bekerja paruh waktu di sebuah bar, tempat di mana mereka membicarakan pertaruhan itu tanpa sepengetahuanmu. Jika mereka berhasil, salah satu dari mereka akan mempermainkanmu. Jelas saja aku tidak terima. Laki-laki mana yang ingin kekasihnya dipermainkan orang lain?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS (ONE-SHOOT)
FanfictionBeberapa rangkaian cerita yang sekali habis. Banyak ide, tapi cuma mampu bikin yang sekali end aja. But, happy Reading. Aku menyediakan beberapa variasi cerita disini. Semoga suka. (p.s : untuk cast, bisa diketahui dari cover yang sudah disediakan d...