[SEKUEL DARI CERITA “CLICK YOUR HEART”, DISARANKAN UNTUK MEMBACA CERITA SEBELUMNYA TERLEBIH DAHULU].
☆☆☆
Vee mengangguk tanpa ragu.
“Baiklah jika itu tidak merepotkanmu. Terima kasih banyak, Vee.”
Vee hanya tersenyum menatap gadis itu. “Tidak masalah, ssaem. Oh, ya. Kalau begitu, saya pamit ya, ssaem. Sudah malam, tidak baik gadis berlama-lama di luar.”
“Ya, hati-hati, Vee.”
Berakhir, Sowon memerhatikan sepeda itu melaju meninggalkannya.
Sejauh ini, memang hanya Vee yang dapat membuat gadis itu seolah merasa tenggelam dan kembali kepada masa-masa remaja. Di sisi lain, Vee merupakan seseorang yang memberinya sesuatu yang tidak pernah gadis itu rasakan. Tapi, mengapa harus secepat ini?
Sowon belum siap untuk mengerti dan merasakan hal yang seperti Vee lakukan terhadapnya. Haruskah ia menyalahkan keadaan dan perasaannya? Namun, ia berdoa kepada Tuhan agar datangnya tidak untuk sekarang. Gadis itu tidak ingin terburu-buru merasakan hal yang sejak dulu membuatnya penasaran, meski pun seusianya adalah hal yang sangat wajar meyakini dan memilih ke jenjang yang lebih serius.
“Tidak, Vee hanya anak muridmu. Kalian tidak boleh jadi. Aku akan menemukan laki-laki yang lebih pantas. Sabar, ya. Tuhan tidak pernah tidur. Tuhan akan menunjukkan pilihan terbaik untukku. Ya, aku akan lebih bersabar menunggu lagi.” Batin Sowon berujar, dan kemudian ia tersenyum sembari menyemangati dirinya sendiri.
Lalu, gadis itu melangkah pergi hingga sampai di rumahnya. Ternyata, semua orang di rumah sudah terlelap dan dirinya juga dikunci dari dalam. Untung saja Sowon memiliki satu kunci cadangan, jadi ia bisa masuk dan langsung masuk ke dalam kamarnya. Memilih untuk membiarkan perutnya yang lapar, Sowon lebih tertarik untuk langsung beristirahat setelah menyiapkan apa saja yang dibawa esok ke sekolah.
Oh, ya. Besok dirinya akan berangkat ke sekolah dengan Vee, ya? Tadinya berniat untuk menutup mata, entah mengapa bayangan pria itu tiba-tiba muncul di kepalanya. Ini juga kali pertamanya Sowon diajak seorang laki-laki untuk pergi bersama. Vee selalu mendapatkan ‘pertama kali’ bagi Sowon. Gadis itu jadi membayangkan saat Vee tersenyum dan menatapnya dalam yang membuat hatinya terasa nyaman.
“Aku pasti sudah gila! Vee tidak mungkin memikirkanmu, Sowon. Sadarlah, masa dengan anak sekolah saja kamu langsung luluh, sih?! Ayolah, posisimu di sini adalah guru. Dan guru harus mencontohkan yang baik kepada muridnya. Ya, aku harus profesional.” Ujarnya sebelum menarik selimut dan benar-benar memejamkan mata.
☆☆☆
Saat jam makan siang, Sowon melakukan video call dengan Yewon dan Sohee atas keinginan kedua adiknya itu. Seperti biasa, mereka bertiga terkadang memang menyempatkan setidaknya lima sampai sepuluh menit untuk berkomunikasi meski di tengah kesibukan. Biasanya, di tengah hari seperti ini, mau itu anak sekolah, mahasiswa, atau pun para pekerja pasti sedang beristirahat, bukan? Di saat-saat inilah mereka menggunakan waktu sebaik mungkin untuk saling bertukar informasi.
Namun, kali ini Yewon yang banyak bercerita mengenai calon suaminya, Min Yoongi. Sedangkan, Sohee juga bercerita mengenai dosennya yang dingin, Kim Namjoon atau pun soal Seokjin, alias teman prianya yang tidak pernah lelah menggodanya. Yewon dan Sohee keduanya terlihat bahagia sekali saat bercerita. Sedangkan, Sowon hanya menjadi pendengar saja sembari menikmati bekal yang dibawakan Vee tadi pagi untuknya.
Tak apa, Sowon ikut bahagia kalau sudah melihat kedua adiknya itu semangat sekali bercerita soal teman pria mereka masing-masing. Meski kadang bosan meladeni kedua adiknya yang bucin, namun Sowon berusaha menyimak cerita mereka. Terkadang juga, ada perasaan sedih dan iri mendengar cerita kedua adiknya yang sepertinya sangat manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS (ONE-SHOOT)
FanfictionBeberapa rangkaian cerita yang sekali habis. Banyak ide, tapi cuma mampu bikin yang sekali end aja. But, happy Reading. Aku menyediakan beberapa variasi cerita disini. Semoga suka. (p.s : untuk cast, bisa diketahui dari cover yang sudah disediakan d...