"Click Your Heart (3)"

11 1 0
                                    

          Terkadang, manusia tidak pernah terlepas dari rasa ketidakpuasan. Meski ekspektasi awal mengharapkan sesuatu yang sangat diimpikan, setelah kejadian ... justru membuatnya menyesal dan akhirnya tidak puas. Hidup bagaikan roda berputar yang penuh dengan kejutan dan enigma. Segala sesuatu hal yang dipilih akan menentukan sebuah risiko yang harus dipertanggungjawabkan di masa depan.

         Namun, dapatkah rasa kecewa itu dihilangkan dengan cara berpura-pura atau menyembunyikan, walaupun hal itu hanya bersifat sementara? Bagi Yewon, membohongi diri sendiri jauh lebih menyakitkan daripada mendapat kebohongan untuk kebahagiaan. Perasaan bersalah terus menghantui gadis itu kala dirinya menjelang tidur semalam.

Pagi ini, Yewon harus kembali ke kampus dan bertemu dengan Yoongi, pastinya.

"Apa aku tidak usah ke kampus saja ya, Kak? Rasanya masih belum sanggup bertemu Yoongi. Aku takut dia marah padaku."

Kini, Yewon tengah merengek pada kakaknya di depan pintu ketika gadis itu hendak berangkat. Sedangkan, Sowon yang sedikit repot mengenakan heels-nya menjadi ikut kesal.

"Yewon, bisakah bersikap dewasa sedikit? Aku sedang buru-buru karena hari ini adalah jadwal piketku. Aku harus tiba di sekolah dan mengecek murid-muridku di depan gerbang sebelum jam enam, Yewon." Ujar kakaknya.

Yewon cemberut, "Iya, deh. Guru mah beda, ya? Sungguh hari Senin yang menyedihkan."

"Ya sudah, mau ke kampus atau tidak itu pilihan kamu. Kalau menurutku, datang saja supaya tidak lari dari masalah terus. Kamu itu dari dulu selalu overthinking sebelum kejadian." Sowon mengambil tasnya, kemudian mengusap kepala adiknya.

"Kakak berangkat dulu, ya."

"Hati-hati, Bu guru!" kekeh Yewon. Sedangkan, Sowon hanya memutar bola matanya.

Menghela napas, Yewon meyakinkan dirinya untuk memilih pergi ke kampus, meski gadis itu sedikit khawatir dengan apa yang sudah terjadi kemarin terhadap Yoongi. Jika memang Yoongi marah dan menjauhinya, bukankah itu kemauannya sejak lama?

Lantas, mengapa ia malah takut?

☆☆☆

Sampai di koridor kampus, Yewon bertemu dengan salah satu teman Yoongi yang sedang membaca buku di sebuah kursi yang ada di depan kelas.

"Hoseok-ie, apakah hari ini Yoongi datang?"

"Eh?" Hoseok menatap gadis itu sedikit aneh. "Tumben sekali menanyakan kabar Yoongi? Biasanya dia yang selalu nanyain kamu."

"Yoongi tidak cerita sesuatu padamu?"

Pria itu menutup bukunya dan berpikir, "Tidak. Kayaknya terakhir aku chatt dia, kemarin pagi. Sampai sekarang tidak dibalas. Aku juga bingung, sih. Memangnya ada apa?"

"Maaf, aku tidak bisa cerita sekarang, ya. Mungkin nanti Yoongi akan cerita padamu."

Hoseok mengangguk. "Baiklah, kalau begitu."

"Lalu, kau melihat Yerin, tidak? Dia sudah datang?"

"Di kelas." Lirikan Hoseok menginterupsi seolah menujuk ke arah kelas mereka, meski pandangannya kembali pada bukunya.

"Terima kasih, Hoseok-ie. Kalau begitu, aku ke kelas duluan, ya."

Si pria hanya bergumam dan melanjutkan membaca.

Melihat kehadiran Yewon, membuat sahabatnya yang tengah berbicara dengan salah satu mahasiswi menjadi terjeda. Kemudian, Yerin menggeser posisi duduknya agar Yewon dapat duduk di sebelahnya.

BTS (ONE-SHOOT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang