"Click Your Heart (1)"

13 0 0
                                    

"Yewon, kamu itu sadar nggak sih, sebenernya? Kalau Yoongi itu suka sama kamu sejak tingkat pertama. Tolonglah, buka matamu lebar-lebar ... bila perlu buka hati sekalian. Hebat sekali jadi dirimu bisa didekati cowok cuek dan dingin seperti Yoongi. Bukannya bersyukur, malah bersikap apatis. Kurang apalagi Yoongi di matamu, hah? Ganteng, pintar, anak basket incaran mahasiswi satu kampus, jago main musik, pokoknya paket komplit, deh!"

Pandangan gadis itu tak ingin lepas dari bukunya sembari berbaring di atas ranjang bersama sahabatnya, Jung Yerin.

"Sadar, kok. Tapi, bagaimana, ya? Sebenarnya ... aku, Kakak, dan Adikku sudah memiliki sebuah perjanjian sejak dulu."

Yerin menatap gadis Kim itu. "Perjanjian? Perjanjian apa?"

"Kita dilarang berpacaran sebelum dilamar oleh laki-laki. Pokoknya, siapa yang berhasil menikah duluan tanpa pacaran, dia adalah pemenangnya. Maka dari itu, aku tidak ingin kalah dari mereka dan memilih untuk tetap tak ingin berpacaran, meski sebenarnya aku tidak nyaman dengan cara Yoongi saat mendekatiku. Tapi, di satu sisi, aku juga tak ingin menyakiti hatinya. Ingin bilang permasalahan ini pun, aku takut. Khawatir Yoongi malah semakin mengejarku. Makanya, sekarang aku bingung, nih."

Tiba-tiba, Yewon bangkit dari rebahnya. "Yerin, apa yang harus kulakukan? Aku bingung." Gadis itu mengadu sembari merengek pada sahabatnya.

"Ih, aneh sekali perjanjian adik dan kakakmu itu, deh." Yerin mengerutkan dahinya dan menatap gadis itu heran. "Lalu, kau sendiri apa tidak bosan menjomlo?"

Memilih untuk menutup bukunya, Yewon kemudian terlihat berpikir. "Eum, aku sendiri juga tidak tahu. Sejauh ini, belum ada laki-laki yang berhasil mencuri hatiku, sih. Termasuk Yoongi. Aku bingung, meski Yoongi banyak gadis yang mengincarnya, tapi kenapa perasaanku justru biasa saja, ya? Yoongi juga selalu baik padaku, tidak seperti bersikap pada gadis lain. Entah mengapa, itu menurutku biasa saja dan aku sama sekali tidak merasa istimewa."

"Ya tapi tidak harus buat perjanjian aneh itu juga, Yewon! Hati dan perasaan itu adalah takdir yang tidak bisa ditebak dan bisa saja berubah. Lalu, kau ingin menyalahkan takdir kalau suatu saat melanggar perjanjian konyol itu?" Yerin menasihati sahabatnya sembari memegang kedua sisi pundak Yewon yang ada di hadapannya ini.

"Meski tidak ikut-ikutan perjanjian itu pun, aku tetap tidak menyukai Yoongi," ujar Yewon dengan bibir yang melengkung ke bawah. "Memang dasarnya aku juga tidak menyukai Yoongi, kok. Bukannya karena aku memaksakan untuk tetap menutup hati."

Yerin menatap gadis itu lekat. "Ya, mungkin sekarang memang belum. Tapi, suatu hari nanti? Kita tidak tahu perasaan seseorang itu bisa berubah kapan saja, Yewon."

"Begitu, ya?" Yewon masih terlihat berpikir keras. Namun, wajahnya tiba-tiba tersenyum lagi. "Tapi, aku tetap ingin melanjutkan perjanjian yang sudah disepakati itu."

Yerin menaikkan sebelah alisnya. "Lalu, kalau suatu hari ternyata kau menyukai Yoongi, bagaimana? Apa masih tetap tidak ingin menerimanya?"

"Aku juga tidak tahu. Kita lihat saja nanti." Ujar Yewon yang dibarengi tawaan.

Memilih menyerah, Yerin kembali berbaring lagi di ranjang. "Terserah, deh! Ngomong sama kamu membuat masker wajahku retak! Kalian memang saudara yang aneh."

"Tapi, Yerin. Tolong jangan bilang pada Yoongi soal perjanjian itu, ya." Yewon memohon pada sahabatnya yang masih memejamkan mata.

"Aku tidak bisa janji, sih. Karena aku sudah berjanji pada Yoongi lebih dulu untuk mencari tahu tentangmu dan memberi tahu padanya."

Kali ini, Yewon menatap Yerin terkejut. "Yer, please ... kita sahabat, kan? Jangan bilang apa-apa pada Yoongi. Aku takut dia malah makin-makin."

"Jangan kepedean! Siapa tahu Yoongi berhenti mengejarmu kalau aku memberitahu hal ini padanya."

BTS (ONE-SHOOT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang