-𝑩𝒆𝒊𝒏𝒈 𝒔𝒐𝒎𝒆𝒐𝒏𝒆'𝒔 𝒇𝒊𝒓𝒔𝒕 𝒍𝒐𝒗𝒆 𝒎𝒂𝒚 𝒃𝒆 𝒈𝒓𝒆𝒂𝒕, 𝒃𝒖𝒕 𝒕𝒐 𝒃𝒆 𝒕𝒉𝒆𝒊𝒓 𝒍𝒂𝒔𝒕 𝒊𝒔 𝒃𝒆𝒚𝒐𝒏𝒅 𝒑𝒆𝒓𝒇𝒆𝒄𝒕-
♡
"Geser sedikit, ah! Lihat tidak, aku sedang memperhatikannya?"
Lia cemberut. Gadis yang memiliki hobi membaca secara tiba-tiba semenjak tahu Ryu Jimin gemar ke perpustakaan itu belakangan ini jadi punya kesibukan sendiri. Tumben, biasanya setiap ada waktu luang Lia selalu 'cekrak cekrik' di ponselnya. Biasa, anak sosial media tidak akan pernah lepas dari dunia maya.
Temannya, Cheonsa dari tadi kehalangan tubuhnya yang ingin melihat situasi perpusatakaan. "Hei! Kalau mau deketin, ya langsung aja jangan diam-diam kaya mafia. Deketin sana!"
"Jimin itu orangnya cuek. Takut, ah."
"Payah! Belum juga mulai, udah takut aja." Cheonsa mencibir dengan raut muka datar, membuat Lia mulai geram.
Tak lama, Cheonsa ingin masuk-langsung ditahan oleh Lia, "Apalagi sih?"
"Minta tolong, ya?"
"Kalau memberi buku ke Jimin lagi aku tidak mau, ah. Kasih saja sendiri sana!"
Lia memohon, pakai segala menarik-narik lengan sahabatnya itu. "Ayolah, Cheonsa-bantu aku dekati Jimin, ya? Kalau aku berhasil menjadi kekasihnya, aku janji akan traktir kamu setiap hari, deh."
"Ih, apa sih? Nggak ah, sulit tau!"
"Tolong, ya? Please-"
Cheonsa dengan muka malas berusaha menghentikan drama tarik-menarik itu, "Harus usaha sendiri. Tahu Jimin orangnya anti pamer-pameran! Dia kelihatannya tidak suka kalau kukasih buku terus, tahu."
"Setidaknya dia membacanya juga!"
"Itu karena dia hobinya membaca!"
"Ya sudah, biasa saja dong! Pengang tahu kupingku!"
"Siapa duluan yang berteriak?!"
'Tukk!'
Yang kena korban lembaran pena itu kemudian menoleh ke dalam perpustakaan.
"Bisa diam, tidak? Berisik! Ini tempat untuk belajar. Kalau mau meng-ghibah, jauh-jauh sana!"
Itu dia seorang Ryu Jimin. Begitulah sikapnya, sikap yang justru membuat Kim Lia tergila-gila padanya.
"Cewek risih yang hobinya mendadak jadi suka membaca, katanya ingin mendekatimu, tuh!" acuh Cheonsa, pandangannya sibuk mencari buku-buku yang ada di rak bersebelahan dengan Jimin. Sedangkan pria itu kemudian melirik tajam ke arah Lia.
Jimin menyeringai, kembali fokus membaca.
Sedangkan Lia yang geram, mencoba menghampiri Cheonsa-inginnya ada acara balas dendam, namun niat itu ia urungkan sebab Jimin berdeham dan membuat kedua gadis itu menoleh padanya.
"Tinggalkan yang namanya Lia di sini sendiri," ujar Jimin, nada suaranya tenang bersama mukanya yang datar. Pandangan Jimin tidak menoleh selain pada buku yang digenggamnya.
Cheonsa yang kebingungan pun, ikut bersuara, "Nde?"
"Kurang jelas? Tinggalkan cewek yang bernama Lia disini sendiri," Jimin mengulangi ucapannya, kali ini dengan penekanan.
Tanpa basa-basi lagi, Cheonsa justru meninggalkan Lia sendiri. Ah, tidak. Maksudnya hanya berdua dengan Jimin. Semua murid yang sekiranya ada tiga atau empat orang ikut keluar ketika Jimin mengatakan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS (ONE-SHOOT)
FanfictionBeberapa rangkaian cerita yang sekali habis. Banyak ide, tapi cuma mampu bikin yang sekali end aja. But, happy Reading. Aku menyediakan beberapa variasi cerita disini. Semoga suka. (p.s : untuk cast, bisa diketahui dari cover yang sudah disediakan d...