Dan sekarang, keduanya tengah menikmati acara televisi kegemaran Sugar. Serial kartun yang setiap hari ditunggu, bahkan setengah jam sebelum kartun itu dimulai, ia sudah mengajak Cheonsa pergi ke ruang tamu dan duduk di sofa. Lalu, mereka nonton bersama.
Sekarang, posisinya Cheonsa yang duduk dan Sugar berbaring di pahanya. Matanya sama sekali tidak berkedip, Cheonsa melihat Sugar begitu menikmati kartunnya.
"Noona, kenapa di sana mobil itu bisa bicara?"
Sugar bertanya seputar kartun itu. Cheonsa tidak menyangka, Sugar begitu menyukai serial Tayo and his Friend's.
Cheonsa membelai kepalanya, "Itu hanya kartun, jadi itu tidak nyata. Mana ada mobil bisa bicara?"
"Sugar ingin naik mobil. Tapi, mobilnya harus seperti Tayo, ya." Dia menunjuk televisi.
Gadis itu terkekeh, "Tidak ada yang nyata di dunia kartun itu. Eum-"
Kemudian gadis itu menyuruh Sugar untuk bangkit dari rebahnya, "Begini saja, besok kita jalan-jalan naik bis seperti mobil Tayo disitu, mau?"
"Mauuu!" Sugar berteriak kegirangan.
Imutnya..
.
.
.
.
.
.
.
"Terima kasih ya, noona." Ujarnya tiba-tiba dan kemudian tatapan mereka kembali bertemu.
Cheonsa menatapnya bingung, "Untuk?"
"Sudah menerima kehadiranku."
Gadis itu tersenyum. Kemudian, posisinya pindah lebih mendekati pria itu yang kini semakin menatapnya lekat, "Seharusnya aku yang berterima kasih pada Sugar. Sugar sudah merubah kehidupanku menjadi lebih baik. Aku selalu beruntung semenjak Sugar tinggal di sini," Cheonsa menggantungkan kalimatnya.
"Belakangan ini aku jadi merasa.. Eum, bagaimana ya, bilangnya?"
Sedangkan Sugar hanya membulatkan kedua matanya dengan tatapan polos, posisi kepalanya sedikit miring ke kanan.
"Semakin Sugar lebih lama tinggal denganku, rasanya aku semakin nyaman. Bahkan, aku tidak ingin Sugar pergi meninggalkanku."
Setelah mendengar itu, membuat Sugar reflek memeluk Cheonsa dengan erat. "Kenapa noona bilang seperti itu? T-tentu saja Sugar tidak akan meninggalkan noona. Kita akan selalu tetap tinggal bersama. Sugar ingin menjaga noona setiap waktu, mana mungkin Sugar meninggalkan noona? Walaupun jika sudah waktunya musim kawin, Sugar tidak mau pergi mencari kucing betina."
"Eh, kok begitu? Kalau sudah waktunya musim kawin, noona akan membiarkan Sugar mencari kucing betina, kok. Noona tidak apa-apa, asalkan Sugar bahagia," ujar Cheonsa yang tersenyum. Membelai rambut pria itu.
Sugar menggeleng. Bibirnya mengerucut dan melengkung ke bawah, "Sugar ingin menikah dengan noona saja. Sugar 'kan, sudah jadi manusia. Itu artinya, Sugar sudah boleh menikah dengan noona. Kalau Sugar masih menjadi kucing, mungkin Sugar..."
Cheonsa menyela, "Sugar kawin dengan kucing betina juga, kan?"
Sugar menggeleng lagi.
"Jadi?"
Dia menjawabnya sedikit gugup, "Sugar akan mengutuk noona menjadi kucing juga supaya bisa dikawini. Soalnya..." kemudian, ia mendekati Cheonsa dan mengendus leher gadis itu.
".. noona bau betina yang sudah siap dikawini."
Dengan cepat aku memukul bahunya keras hingga Sugar terhuyung ke bawah. "Sugar!"
Dia tertawa.
.
[ ]
- End -
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS (ONE-SHOOT)
FanfictionBeberapa rangkaian cerita yang sekali habis. Banyak ide, tapi cuma mampu bikin yang sekali end aja. But, happy Reading. Aku menyediakan beberapa variasi cerita disini. Semoga suka. (p.s : untuk cast, bisa diketahui dari cover yang sudah disediakan d...