-"Fantasi gelap baru saja datang dan menyelamatkan nyawaku."-
@Shin Aily, 2022. "Cerberus".
🥀🥀
Kutatap pandangan kosong dengan pikiran yang membawaku entah ke mana. Tidak tahu, berapa lama aku hanya berdiam di sini. Melamun, tetapi tidak ada yang kupikirkan sama sekali. Hanya bunyi jam dinding yang berdetak melewati detik demi detik memakan waktu dan lantunan piano yang kutekan sembarang nada, menghabiskan kesunyian di ruangan ini.
Cahaya gemerlap memantul dari sebuah lampu pijar berwarna oranye menerangi sebagian penglihatanku. Dua buah lilin di sudut kanan dan kiriku dengan sumbu yang hampir habis, bisa saja tiba-tiba ruangan ini padam dengan sendirinya. Malam semakin larut, dengan pikiranku yang kian tak menentu. Kulirik jam dinding yang menunjukkan pukul satu, namun mataku tidak juga bisa mengantuk.
Sejak pagi tadi, tubuhku merasakan hawa dingin. Padahal, cuacanya sangat bersahabat. Seperti saat ini, telapak tanganku dingin-tetapi suhu badanku terasa panas. Aku tidak demam dan tidak memiliki penyakit apa-apa, tetapi memang perasaanku rasanya asing sekali dengan keadaan di sekitarku.
Entah karena apa.
"Sendiri itu pilihan terbaik untuk mencoba menenangkan pikiran. Tetapi, aku tidak sedang memikirkan apa-apa. Tidak ada masalah ataupun beban. Tapi, rasanya aku seolah baru saja terlahir kembali di dunia ini." Aku sedikit memejam, "Seperti ada yang memperhatikanku dan aku juga merasa diikuti seseorang. Perasaanku tak enak, namun aku merasa nyaman."
Sebenarnya, ada apa dengan diriku?
..
.
.
.
.
.
Tepat pukul tujuh pagi, aku terbangun dengan tiba-tiba. Sebab, perutku mual dan kepalaku terasa pusing, berat, disertai tubuh yang pegal-pegal. Bergegas ke kamar mandi untuk mencuci muka, tetapi mual ini tidak bisa kutahan lagi. Kupikir ini hanya masuk angin biasa karena kemarin malam aku lupa makan. Aku ingin muntah, tapi hanya ada liur yang keluar.
Kakiku juga terasa kebas, selangkanganku terasa perih.
Tidak berlama-lama di sana, aku keluar dengan balutan kimono berniat ingin mengganti baju hangat. Saat hendak melepas kimono, tubuhku tiba-tiba terasa kaku. Pergerakanku seolah dibatasi, membuatku kesulitan untuk melanjutkan kegiatan. Perpotongan leherku terasa dingin dan geli, tanpa sadar bulu kuduk-ku juga ikut berdiri.
"Hal ini terjadi lagi, sama persis seperti kemarin pagi."
🥀🥀
Tungkai kakiku menelusuri perjalanan yang sepi. Aku baru saja membeli bahan-bahan kebutuhan dapur, mengingat stoknya juga hampir habis. Jika hari ini aku tidak membeli, mungkin malam nanti aku tidak bisa makan. Karena, hari-hari biasa aku akan disibukkan dengan kerjaan dan aktivitas lainnya.
Sembari menunggu bis yang lewat menuju pulang, aku berhenti di sebuah halte seorang diri. Aneh sekali, hari ini tidak seperti biasanya yang ramai dan banyak kendaraan berlalu lalang. Tapi, kali ini hanya aku seorang dengan suasana yang begitu sepi. Kendaraan juga tidak ada yang lewat sejak hampir satu jam aku di sini. Seperti tidak ada kehidupan.
Sial, aku merinding lagi. Ada apa?
Mengambil ponsel di saku jaket, aku mulai bercermin di sana guna merapihkan rambutku yang berantakan akibat tertiup angin. Sekilas, kulihat cahaya yang melintas di jalan raya tepat di belakangku.
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS (ONE-SHOOT)
FanfictionBeberapa rangkaian cerita yang sekali habis. Banyak ide, tapi cuma mampu bikin yang sekali end aja. But, happy Reading. Aku menyediakan beberapa variasi cerita disini. Semoga suka. (p.s : untuk cast, bisa diketahui dari cover yang sudah disediakan d...