Kutatap langkah mereka yang sedang menyebrangi jalan raya untuk menghampiri jemputnya masing-masing. Sembari tersenyum melihat mereka, di satu sisi aku bahagia sekali mengenal dan memiliki teman-teman yang sangat peduli seperti mereka. Kupikir, awalnya dunia perkuliahan itu begitu menyeramkan. Aku selalu berpikiran negatif, bahkan sampai sulit tidur saat mendaftar dan diterima di kampus ini. Ketakutan terbesarku adalah ketika apa yang terjadi di masa lalu akan terulang kembali.
Aku dijauhi, karakterku yang terkadang kaku dan pendiam sering diabaikan. Tidak bisa membuat suasana menyenangkan agar orang-orang nyaman berbicara denganku, kadang suka lemot kalau menyerap informasi atau pembicaraan orang lain. Huft! Tapi, ternyata semua itu tidak terjadi apa yang selama ini aku khawatirkan. Mungkin, hal tersebut bisa menjadi pelajaran untukku ke depannya, bahwa sesuatu yang awalnya kita takuti, belum tentu terjadi.
Sebagian besar kekhawatiran tercipta hanya dari pikiran kita sendiri. Hal ini justru membuatku yakin untuk mencoba sesuatu yang baru dan belum pernah kulakukan sebelumnya. Aku harus maju dengan pengalaman yang kudapatkan sampai hari ini. Ya, itu semua berkat keluarga dan juga teman-temanku. Aku sangat menyayangi orang-orang yang selalu mendukungku untuk tetap bertahan hingga sekarang.
Beberapa menit hanya berdiam diri dan melamun, nyatanya kelima temanku sudah tidak ada lagi di seberang jalan itu. Jadi, aku memutuskan untuk merapikan mejaku dan bersiap-siap pergi ke halte.
Pulang seorang diri sudah menjadi hal biasa bagiku, meskipun ini sudah malam. Tapi, belum begitu larut, sih. Aku segera mengirimi Mama pesan untuk memberi tahu bahwa aku baru selesai makan sore dengan teman-teman dan akan pergi ke halte.
Sudah selesai mengirim chatt ke Mama, aku mengambil earphone dan novel yang belum sempat kubaca hari ini. Sembari menunggu bus datang, aku memutuskan untuk membaca buku dan memutar playlist lagu. Aku tidak tahu, entah mataku yang salah lihat atau bagaimana. Sebab, tiba-tiba aku bertemu dengannya lagi. Untuk yang kesekian kalinya. Apakah Tuhan sengaja mempertemukanku dengan Yonggi di saat perasaanku bimbang seperti ini?
Bolehkah kali ini saja aku mengabaikan perasaanku yang awalnya selalu tertuju padanya? Di dunia yang begitu luas, mengapa hanya Yonggi yang terus terngiang di kepalaku? Aku tidak mengerti ada apa dengan pikiran dan hatiku selama ini.
Ketika tatapan kami bertemu, Yonggi hanya menatapku sebentar dan kembali mengendarai motornya. Dia mengabaikanku lagi. Ah, bahkan setiap kali kita bertemu, aku tak pernah melihatnya tersenyum untukku. Apa sebenarnya selama ini aku mengharapkan Yonggi menyapa dan kemudian menghampiriku lebih dulu? Tapi, mungkinkah hal itu terjadi?
Saat kami masih di bangku sekolah, aku juga tidak tahu bagaimana perasaan Yonggi padaku. Mungkin saja sebenarnya hanya aku yang menyukainya, dia tidak. Mungkin saja selama ini teman-temanku yang pernah mengatakan bahwa ia juga menyukaiku hanya karena alih-alih menghiburku.
Oke, Lia. Kau sering bertemu Yonggi karena rumahmu hanya berbeda komplek dengannya. Jadi, itu tidak ada yang istimewa. Dia tetanggamu, wajar jika kami bertemu sesering itu. Lagi pula, kalau Yonggi memang benar menyukaiku, dia akan berusaha untuk mengenal lebih dekat denganku dan tidak akan bersikap se-cuek ini tiap kali kita bertemu.
Aku tidak boleh terlalu percaya diri akan suatu hal yang belum pasti. Lihat, dia hanya melewatimu bersama dengan tatapan datarnya seperti biasa. Apa yang aku harapkan lagi padanya? Ingat, ini sudah sepuluh tahun yang lalu. Kita tidak pernah bisa menebak perasaan seseorang hanya karena masa lalunya.
Mungkin saja selama delapan tahun kami tidak sering bertemu lagi, dia sudah memiliki kekasih seperti yang dikatakan Mama. Lalu, kudengar dari temanku yang pernah satu kelas dengannya saat di high school, bahwa ada juga salah satu wanita yang mengaguminya. Aku tidak tahu, apakah wanita itu lebih cantik, pintar, dan baik yang bisa membuat Yonggi jatuh hati?
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS (ONE-SHOOT)
FanfictionBeberapa rangkaian cerita yang sekali habis. Banyak ide, tapi cuma mampu bikin yang sekali end aja. But, happy Reading. Aku menyediakan beberapa variasi cerita disini. Semoga suka. (p.s : untuk cast, bisa diketahui dari cover yang sudah disediakan d...