Beberapa jajaran jenis makanan pinggir jalan di etalase itu membuat gadis yang sehabis pulang dari sekolahnya sibuk memilih salah satu. Dia menginginkan semuanya, bila perlu memborong dan menghabiskan jajanan ini hanya dalam semalaman. Namun, ia juga berfikir, jika uang jajannya tidak cukup untuk membeli apa yang ia mau.Hanya cukup membeli satu porsi Corn dog serta minuman dingin rasa matcha, dapat menyegarkan kerongkongannya yang terasa kering. Gadis berambut lurus se-bahu itu masih berusia delapan belas tahun dan masih mengenakan seragam sekolah. Duduk di kelas dan semester akhir, membuat dirinya sering kali pulang malam dengan alasan ikut les tambahan.
"Imo-nim, bisakah membungkus Corn dog ini satu porsi untukku?" ujarnya, dan mendapat anggukan dari penjual itu. "Tentu saja bisa. Ingin rasa apa?"
Pandangannya meluas memperhatikan jajanan dengan berbagai varian rasa yang ada di depan matanya. "Ah, semuanya kelihatan enak. Tapi, aku ingin spicy fishcake saja."
"Segera dibuatkan, gadis cantik," sang penjual tersenyum. Namun, gadis itu berujar lagi, "Bisakah aku memesan minuman rasa matcha juga?"
Jawaban yang diterima lewat anggukan lagi olehnya.
♡♡
"Halmeoni, aku ingin ini."
Tiba-tiba saja gadis itu menangkap presensi seorang anak kecil sekiranya empat atau lima tahun yang menghampiri tempat itu seorang diri tanpa ada yang menemani. Gadis kecil yang menunjuk beberapa jajanan di etalase.
"Ah, iya. Sebentar ya, sayang." Penjual yang menyadari kehadiran gadis kecil itu akhirnya tersenyum dan menyahutnya.
Kemudian, ia memperhatikan gadis kecil itu. Pun, ikut merendahkan tubuhnya, mendekati anak kecil dengan rambut panjang yang diikat dua.
"Sama siapa kesini?" tanya sang gadis. Namun, tidak langsung mendapat jawaban dari anak kecil itu. Butuh beberapa detik untuk ia mendapatkan sahutan, "Aku pergi dengan daddy."
"Lalu, kemana daddy mu?"
Gadis kecil itu cemberut, wajahnya tiba-tiba terlihat sedih. "Tidak tahu. Tadi, aku berlari menghindari daddy dan daddy mengejar. Aku ingin beli ini, tapi daddy melarang. Katanya aku hari ini jajan terus."
"Ah, gemasnya!" Gadis itu kemudian mengangkat tubuh makhluk kecil itu dan menggendongnya. "Kamu punya uang?"
Ia menggeleng, "Daddy tidak memberi Jisu uang."
Pun, membuat sang gadis tersenyum. "Jadi, namamu Jisu?"
Gadis kecil itu mengangguk. "Eonni, aku boleh beli ini, kan?"
"Boleh, dong. Kenapa tidak?"
"Tapi kata daddy, Jisu tidak boleh jajan lagi. Jisu sudah jajan banyak sekali hari ini. Jisu takut dimarahi daddy." Gadis kecil itu kemudian menyembunyikan wajahnya ke curuk leher sang gadis.
Membuat dirinya reflek mengusap surai gadis kecil itu, "Tidak apa-apa, kok. Nanti eonni yang membayar jajananmu."
Matanya perlahan berbinar. Senyum gadis itu tiba-tiba merekah dan langsung memeluk sang gadis, "Benarkah? Eonni baik sekali! Terima kasih ya, eonni."
"Sama-sama," ia tersenyum.
Kemudian, gadis itu berujar, "Imo, pesananku yang minuman rasa matcha tidak jadi, ya. Tapi gantinya, tolong buatkan satu porsi corn dog untuk anak ini saja."
"Baik. Sebentar, ya."
♡♡
"Shin Jisu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS (ONE-SHOOT)
FanficBeberapa rangkaian cerita yang sekali habis. Banyak ide, tapi cuma mampu bikin yang sekali end aja. But, happy Reading. Aku menyediakan beberapa variasi cerita disini. Semoga suka. (p.s : untuk cast, bisa diketahui dari cover yang sudah disediakan d...