- "𝙷𝚊𝚗𝚢𝚊 sebatas 𝙢𝙖𝙝𝙡𝙪𝙠 𝙠𝙚𝙘𝙞𝙡 𝙩𝙖𝙠 𝙗𝙚𝙧𝙙𝙤𝙨𝙖 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐣𝐚𝐤𝐧𝐲𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐦𝐚𝐢𝐧 𝚍𝚊𝚗 𝐦𝐞𝐦𝐢𝐧𝐭𝐚 𝐦𝐚𝐤𝐚𝐧."-
♡
"Oke, ini yang terakhir."
Gadis yang tingginya hanya mencapai seratus lima puluh sembilan senti meter itu berjinjit, berusaha menjangkau sebuah makanan ringan yang berada di atas sebuah rak. Dengan susah payah tangannya terulur, namun tidak juga berhasil meraihnya.
Rak makan ringan itu kemudian sedikit bergoyang, hingga pada akhirnya si gadis terjatuh dan chiki-chikinya ikut berjatuhan semua. Membuat perhatian satu mini market menoleh padanya. Sial, dia malu sekali.
Bukannya ada yang menolong, gadis itu justru dihampiri oleh kasir. "Astaga, anda sudah membuat kekacauan di sini. Dan, lihat! Semua makanannya hancur karena ulah anda."
"Maaf sekali, ahjumma. Saya tidak sengaja, ha-habisnya saya tidak bisa menjangkau itu," ujar si gadis gugup.
"Enak saja hanya minta maaf. Ganti rugi!"
Sang gadis tentu saja terbelalak. Melihat kekacauan yang dibuatnya, "S-semuanya?"
"Iya!"
Mau tidak mau, dirinya benar-benar ditarik paksa oleh pelayan mini market itu untuk menuju kasir, mengganti rugi semua kekacauannya.
"Semuanya dua ribu empat ratus won," ujar si pelayan menyebutkan harga. Kemudian, gadis itu mengeluarkan dompet mininya. Dilihat, uangnya pas-pasan.
Dia terkekeh, "Uangku hanya sisa segini, apa saya bisa membayar besok?"
"Itu sepertinya cukup untuk mengganti makanan ini. Cepat berikan!"
Gadis itu memohon. "Tapi ahjumma, kalau saya membayar semuanya, uang makan saya bagaimana? Saya belum makan dari pagi, loh."
"Memangnya saya peduli?"
Berakhir, uangnya benar-benar dirampas semua oleh si penjaga kasir. Gadis itu tampak menyedihkan sekali. Mau tidak mau, dia hanya bisa menggigit bibir, tersenyum getir mengasihani diri sendiri.
Sudah lelah berjalan kaki jauh-jauh menuju mini market, pulang tidak membawa apa-apa, perut belum terisi, uang juga habis semua. Astaga, kecerobohan apa lagi setelah ini yang ia perbuat?
Pantas saja dirinya dijauhi orang-orang, ternyata memang se-sial itu. Gadis yang selalu mendapat julukan 'Bad Luck' sepertinya, ada saja setiap hari kesialan yang akan mengintai dirinya.
Perutnya berbunyi lagi, kali ini makin keras. Gadis yang bernama Jeon Cheonsa itu memegangi perutnya yang lapar. Dirinya meringis, "Mau makan apa, ya?"
Dia menghela nafas, "Mana uangku sudah habis semua. Kalau menunggu gajian, masa tidak makan seminggu kedepan?"
".. Kalau aku pulang ke rumah, memangnya ayah dan ibu menerima kehadiranku? Argh! Cheonsa, dirimu menyedihkan sekali. Kenapa sih, hidupmu harus sial begini? Kapan beruntungnya?! Sampai orang tua dan adikmu sendiri bahkan menjauhimu. Apa aku seburuk itu?" Cheonsa jadi mengasihani diri sendiri.
Dirinya hanya bisa berhenti di pinggir jalan. Sudah lelah berjalan, padahal tenaganya sama sekali belum terisi. "Mau cari kerja apa lagi, ya? Senin sampai Rabu, kuliah. Kamis dan Jumat, mengajar di TK. Sabtu dan Minggu, di kerja florist shop. Terus, kapan lagi aku punya waktu luang?"
Kemudian, gadis itu meringis. Menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan, tubuhnya ikut meringkuk. "Sudah bekerja
di sana-sini, tapi kenapa masih saja tidak cukup, ya? Apa karena biaya kuliahku yang terlalu mahal? Atau, aku berhenti saja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS (ONE-SHOOT)
FanfictionBeberapa rangkaian cerita yang sekali habis. Banyak ide, tapi cuma mampu bikin yang sekali end aja. But, happy Reading. Aku menyediakan beberapa variasi cerita disini. Semoga suka. (p.s : untuk cast, bisa diketahui dari cover yang sudah disediakan d...