Keduanya sudah saling duduk bersebelahan diantara pasangan calon murid lainnya. Dua jam sebelum itu, guru kesiswaan mereka sudah memanggil salah satu pasangan perwakilan kelas untuk mencalonkan diri sebagai ketua OSIS dan wakilnya.
Sebagai senior sekaligus siswa berprestasi dengan perolehan nilai tertinggi dari tahun ke tahun, maka tak membuat Kim Taehyung dan Baek Irene kini dengan saling menatap tajam sudah berada di ruang rapat.
"Ih, sebenernya gue males banget berpasangan sama lo, tau nggak?! Lebih baik gue sama Jimin anak IPS," Irene berbisik pada pria yang di sampingnya.
Sedangkan pasangan di sebelahnya tanpa menoleh hanya menyunggingkan senyum devil-nya, "Siapa juga yang mau berpasangan sama lo? Cewek judes, banyak omong, lenjeh, idiot, nggak ada cocok-cocoknya jadi pasangan gua!"
"Heh, ngomong lo sembarangan banget, ya?! Gue itu selalu peringkat dua setiap tahunnya. Maksud lo apa, ngatain gue idiot?" ujar si gadis tak terima.
Taehyung mengangkat kedua bahunya tak aacuh. Dengan raut wajah dinginnya, dia berujar, "Pokoknya menurut gua, lo idiot. Gua selalu peringkat pertama dari kelas satu, mau apa lo?"
Baek Irene sudah mengepal tangannya kuat-kuat. Jika saja mereka sedang tidak berada di ruang rapat, mungkin keduanya sudah saling berdebat dan tak ada yang mau kalah.
Jangan salah, Kim Taehyung dan Baek Irene itu dikenal sebagai kedua pesaing besar sekaligus musuh bebuyutan sejak awal mereka masuk di sekolah ini. Mereka selalu bergantian dalam memperoleh peringkat maupun prestasi lainnya di sekolah, maupun di luar sekolah.
Benar-benar tidak dapat dibilang kawan, maupun teman. Satu sekolah pun sudah mengetahui hal itu dari awal juga. Dan sekarang, untuk tahun kedua ini mereka disatukan sebagai calon perwakilan OSIS.
"Ihs, sumpah. Lo nyebelin banget sih, Kim Taehyung! Pergi aja deh, lo ke neraka sana! Biar gue nggak liat-liat lagi muka lo yang RBF itu di sekolah ini."
"Gua nggak nyebelin, tuh. Lo tuh, yang nyebelin!" ujar Taehyung tak ingin kalah. "Lo aja sana yang pindah sekolah, bila perlu ke neraka juga! Bete gua, liat muka lo yang jutek itu."
Irene menyela, "Ah! Pokoknya masa bodo, ya. Gue nggak mau berpasangan sama lo. Berdoa kek, semoga kita nggak kepilih. Biar nggak usah jadi pasangan selamanya!"
"Asal lo tau, gua udah merapal doa sejak awal juga supaya nggak pernah ada urusan sama cewek yang modelnya kaya lo! Jangan Ge-Er, lo."
Keduanya masih saling berdebat tanpa menoleh satu sama lain, dan tentunya dengan suara yang pelan.
Sedangkan si gadis hanya terus mengusap wajahnya kasar, sesekali membenarkan rambutnya ke belakang. "Astaga, dosa apa sih gue, sampe harus di kasih urusan beginian bareng cowok cuek, sombong, dingin, dan super nyebelin kaya dia?"
"Bacot, lo! Dengerin aja penjelasan guru kek dari tadi," sarkas Taehyung cepat. Membuat gadis itu terdiam dengan wajah yang menyebalkan.
Tangan Taehyung bergerak menyentuh pundak gadis itu, "Tuh liat! Jimin udah ada pasangannya, anak seni rupa. Masih mau muluk-muluk lagi minta dia supaya jadi pasangan lo? Sok jual mahal dikit jadi cewek kenapa, sih. Dasar lenjeh!"
Detik itu juga membuat Irene langsung menoleh dan menatap tajam ke arahnya. Sedangkan Taehyung? Tentu saja dia masih dengan muka tenang dan santainya.
"Batu lo, ya! Tuh mulut kayanya emang kurang diajar apa gimana, sih? Siapa juga yang lenjeh? Gue cuma berharap, lebih baik berpasangan sama Jimin dari pada sama lo, Taehyung bastard! Bitches you! Dasar arrogant nyebelin! Mendingan diem aja deh lo, dari pada ngomong selalu bikin orang ujung-ujungnya kesel terus!" sarkas gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS (ONE-SHOOT)
أدب الهواةBeberapa rangkaian cerita yang sekali habis. Banyak ide, tapi cuma mampu bikin yang sekali end aja. But, happy Reading. Aku menyediakan beberapa variasi cerita disini. Semoga suka. (p.s : untuk cast, bisa diketahui dari cover yang sudah disediakan d...